¤¤¤
Jovan menyalakan rokoknya sambil duduk didepan sebuah minimarket, setelah ia membeli sekotak rokok di minimarket itu, Jovan memilih untuk merokok didepannya langsung. Di temani sekaleng minuman bersoda.
Tak lama Jovan berdecak kesal, saat melihat sosok Pandu. Mood Jovan sedang jelek dan semakin jelek saat melihat Pandu.
Jovan membuang muka saat melihat Pandu yang juga menyadari dirinya, Pandu pun melengos masuk kedalam minimarket.
Tak lama Pandu keluar dengan sekaleng minuman bersoda juga, serta permen karet.
Bukannya langsung pulang atau pergi, Pandu malah mendudukan tubuhnya di sebelah Jovan. Membuat Jovan berdecak kesal.
"Gue lagi gak mau ribut" Ujar Jovan.
"Siapa juga yang ngajak lo ribut, orang gue cuman duduk. Emang ni kursi punya lo" Ucap Pandu.
"Kusut amat muka lo" Seru Pandu lagi.
Jovan melirik sengit pada Pandu, kenapa remaja sumurannya ini sok akrab sekali.
"Bukan urusan lo" Balas Jovan lalu mengisap rokoknya kembali.
Pandu hanya mengangguk pelan, lalu memasukan sebuah permen karet ke dalam mulutnya.
"Kebetulan gue ketemu lo, ada yang mau gue omongin" Ujar Pandu, kali ini remaja itu terlihat serius.
Jovan menatap sejenak Pandu, lalu kembali menatap lurus ke depan yang terlihat jalan raya.
Tangan Pandu sedikit mengepal saat ada rasa bimbang dalam dirinya.
"Lo percaya gak, kalau gue bilang Gema itu adik kandung gue?" Akhirnya kalimat itu Pandu ucapkan.
Remaja itu sudah memikirkan hal ini berulang kali, hatinya begitu saja luluh setelah berinteraksi terakhir kali dengan Gema. Ada rasa ingin berdamai dalam dirinya, damai dalam artian mulai ingin menerima sosok Gema sebagai adik kandungnya.
Jovan terkekeh mendengarnya, seperti mendengar lelucon baru saja pikirnya.
Pandu hanya menatap datar Jovan yang terkekeh. Pandu tau remaja di sebelahnya ini pasti tak percaya.
"Maksud lo ngomong gitu apa? Ngajak gue ribut?" Tanya Jovan balik, wajah Jovan pun kembali serius.
"Terserah lo mau percaya atau enggak, tapi yang gue bilang barusan itu bener. Lo orang pertama yang gue kasih tau soal ini, dalam artian gue ngajak lo damai. Gue gak akan ambil Gema dari lo atau keluarga lo, karena nyatanya gue gak bisa. Papa gue masih sama kaya dulu, masi gak bisa nerima Gema dengan kekurangannya" Jawab Pandu panjang lebar, nada bicara remaja itu penuh dengan kejujuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMA [END]✔
General FictionGema punya keluarga tapi rasanya seperti tak punya. Gema masih punya orang tua tapi rasanya seperti yatim piatu. Gema punya rumah tapi ia malah di kirim ke panti asuhan. Bahkan suara pun ia tak punya. Gema memang hanya terlahir untuk semua lukanya...