18

4.2K 280 5
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

"Kalian dari mana?" Tanya Petra begitu Jovan dan Gema baru kembali dari luar, ternyata kondisi anak itu sudah membaik dan bisa keluar kamar.

Jovan yang juga berada disana langsung naik ke lantai dua, tak mau menjawab pertanyaan itu.

- Tadi abis nemenin bang Jovan makan diluar, terus jajan es krim - Jawab Gema di notenya.

Petra mengangguk.

- Kakak udah sehat? - Tanya Gema sambil tersenyum hangat.

"Lumayan, berkat Gema juga" Jawab Petra, membuat Gema tersenyum senang.

Senang saat dirinya berguna untuk orang.

- Kalau gitu Gema ke atas dulu ya Kak - Pamit Gema.

Petra mengangguk setelah membaca tulisan Gema.

Gema pun beranjak, meninggalkan Petra yang menatap punggung itu datar. Ada secerah rasa cemburu di hatinya, ia adik kandung Jovan tapi remaja itu lebih memilih Gema yang hanya alat untuknya.

Petra juga merasa Gema begitu polos sekali, anak itu tak sedikitpun menaruh curiga atau marah. Padahal korban-korban sebelumnya protes dan mempertanyakan kenapa mereka harus menjadi pendonor terus-terusan. Tapi adik angkatnya itu tidak sama sekali, entah Gema kelewat baik atau anak itu bodoh membaca situasi.

•••

Di hidup ini Gema tak ingin banyak hal, ia hanya ingin punya rumah yang terasa hangat. Bisa berada didalamnya dan merasakan hangatnya keluarga, dimana tempat itu bisa menerimanya dengan baik. Tak mempermasalahkan kurang yang ada pada dirinya.

Disini memang tak begitu hangat, tapi setidaknya Gema merasa tak ada caci maki di dalamnya. Tak ada tatapan mengejek kekurangannya, dan Gema cukup bersyukur untuk itu.

Di beri makan dengan baik, kamar yang luas untuk dia sendiri, di sekolahkan di salah satu sekolah terbaik, di beri fasilitas yang enak, serta si hadirkan abang-abang baik untuknya.

Gema tak mengatakan jika Juanda dan Mala tak baik, hanya saja Gema tak merasa kedua sosok itu begitu hangat padanya.

Gema tak bodoh anak itu hanya merasa jalani saja apa yang sudah Tuhan susun untuknya. Gema tau kenapa ia berada disini, kenapa ia harus mendonorkan darahnya pada Petra. Tapi dari itu semua yang membuat Gema bertahan adalah karena ia merasa senang.

Anak baik itu senang saat dirinya dibutuhkan.

Gema senang membantu meskipun anak itu lupa jika ia di pihak yang di rugikan.

GEMA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang