61

547 55 4
                                    

Jaehyun telah kembali ke rumahnya. Berjalan masuk menuju pintu yang sudah dibukakan untuknya. Langkah Jaehyun di bawa masuk, hingga ia berhenti begitu pandangannya jatuh pada seorang wanita yang duduk bersama dengan ayah dan ibunya. Wanita itu nampak asyik berbincang bersama kedua orang tuanya.

Seulgi yang kini sedang bersenda gurau dengan kedua orang tua Jaehyun mendapati siluet kekasihnya. Yang awalnya tertawa, langsung terdiam dan segera Seulgi beranjak mendekati kekasihnya "sayang~ kau sudah pulang!" Sapanya dengan penuh keceriaan.

Kedua orang tua Jaehyun tersenyum melihat pemandangan didepannya. Mereka langsung teringat akan masa mudanya. Jaehyun terdiam begitu Seulgi merengkuh lengannya dengan mesra.

"Sepertinya kita sudah tidak dibutuhkan, sebaiknya kita pergi dari sini dan memberi mereka ruang" ucap Yunho sambil merangkul istrinya. Menggiringnya menuju tempat dimana mereka juga bisa berduaan saja.

Kini diruang tamu hanya terdiri dari Jaehyun dan Seulgi saja. Mereka duduk bersebelahan, Seulgi meletakkan kepalanya dipundak Jaehyun. Sedangkan Jaehyun sendiri merasa tidak nyaman dan ingin melepaskan diri.

"Ada keperluan apa kau kemari?" Tanyanya agar tak merasa canggung.

Seulgi mengangkat wajahnya, meletakkan dagunya di pundak kekasih "kenapa memangnya? Tidak boleh aku berkunjung ke rumah kekasihku sendiri?"balasnya. "Ti-tidak.. Bukan begitu-" hendak Jaehyun ingin mendebat kekasihnya, kehadiran kedua adiknya membuat mematung seketika.

Di situasi yang seperti ini, rasanya Jaehyun ingin menghilang saja dari muka bumi ini. Ia seperti kepergok sedang berselingkuh dengan orang lain. Jaemin menatap jengah pemandangan didepannya, sedangkan Jeno, ia menatap tajam ke arah wanita yang bergelantungan di lengan Jaehyun.

"Mau apa wanita ini disini?!" Tanya Jaemin dengan kesalnya.

"Anak kecil diam saja! Cepat masuk kedalam kamar kalian!" Ujar Seulgi.

Jaemin mulai kesal terhadap wanita didepannya ini, rasanya ia ingin memberikan pukulan tepat mengenai wajahnya. Tapi, kembarannya telah lebih dahulu menahannya "tidak sekarang jika kau ingin menghabisinya" ucapnya, terdengar begitu tenang tapi tatapannya seolah ingin membunuh Seulgi.

Jeno berlalu begitu saja yang disusul oleh Jaemin. Kali ini mereka akan membiarkannya untuk sementara. Biarlah Seulgi menghabiskan waktunya dengan Jaehyun, dan jika sudah waktunya, barulah wanita itu akan mendapatkan kejutannya.

Kini diruang tamu kembali tersisa dua orang. Rasa takut yang menyelimuti Jaehyun berangsur-angsur mereda, tapi tidak dengan rasa tidak nyamannya dengan wanita disebelahnya.



Malam pun tiba, selepas acara makan malam seluruh keluarga Jung masuk kedalam ruangan mereka masing-masing. Jaehyun berada di kamarnya, begitupun dengan Boa. Yunho berada diruang kerjanya bersama kedua anak kembarnya. Katanya mereka ingin menyampaikan sesuatu yang penting setelah acara makan selesai, dan kini mereka berhadapan dengan sang ayah.

"Jadi, apa yang ingin kalian bicarakan?" Tanyanya yang suara terdengar tegas dan rendah.

Jeno dan Jaemin saling bertatap terlebih dahulu, saling meyakinkan diri mereka masing-masing, dan mereka pun mengatakan maksud dan tujuannya.


Jaehyun yang sedang asyik mengerjakan tugasnya dikamar, langsung terganggu begitu mendengar pintunya yang diketuk. Ia berjalan ke arah sana dan membukanya. Menampilkan pelayannya yang membungkuk ke arahnya.

"Ada apa?"

"Maaf tuan mengganggu, anda dipanggil oleh tuan besar untuk ke ruangannya" jawabnya lalu pelayan itu undur diri.

Jaehyun terdiam sejenak, menatap pintu ruang kerja ayahnya yang tak jauh dari kamarnya "kenapa ayah memanggilku?" Gumamnya.

Jaehyun mengetuk pintu ruang kerja ayahnya, dan dari dalam sana terdengar suara dentingan kunci yang dibuka. Jaehyun meraih kenop berwarna emas itu, lalu membuka pintu. Betapa terkejutnya ia mendapati kedua adik kembaranya terkapar dilantai dengan luka dan lebam di sekujur wajah mereka.

Our HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang