"Cindo, Lo serius gak tau sama Bos perusahaan ini?" tanya Kekey, sambil menatap serius.
"Aduh ... berarti kita berdua dalam kondisi gawat dong," ucap Cindo gelisah.
Kekey menepuk pundak Cindo berniat membuatnya tenang, tetapi Cindo malah terusan mondar mandir sembari berpikir apa yang nantinya terjadi kepada mereka.
"Cindo ... yang salah itu aku, dan bukan Lo!" ketus Kekey.
"Tapi-" sebelum Cindo menjawab Kekey, mereka dikejutkan oleh Mervin, yang hendak menghampiri mereka.
"Kalian berdua ... masuk," ujar Mervin.
Cindo dan Kekey pun saling menatap dan memasuki ruangan Cyrillo. Jujur saja jarang sekali seorang karyawan diberi izin masuk ke dalam, karena biasanya orang lain hanya menyampaikan pesan melalui Mervin.
Tetapi semua orang dikejutkan karena kedua gadis itu dipanggil masuk ke dalam, mereka semua berpikir mungkin ini karena kejadian kemarin.
Suasana yang canggung membuat Cindo tambah gelisah, sehingga Kekey yang melihatnya pun merasa gelisah dan berniat berbicara.
"Tu ... ann, kejadian kemarin adalah masalah saya dengan Anda ... tidak ada hubungannya dengan temanku,"
Cyrillo yang sedang menatap jendela sambil berdiri, kini menoleh kepada suara itu.
Kekey menatap pria dihadapannya, bertubuh tinggi, tatapan datar seperti tidak ada ekspresi diwajah, dan mengunakan the suit di lehernya.
"Apa aku menyuruhmu bicara?"
Kekey tertegun sejenak, sedangkan Cindo semakin gugup, membuatnya berpikir apakah mereka berdua akan dipecat.
"Tuan ... kami akui ini salah kami, dan kita sudah meminta maaf," saut Kekey. Cyrillo hanya diam.
Cyrillo mengambil sebuah kertas diatas mejanya, terlihat sebuah informasi yang tidak detail, membuat ia curiga.
"Baik, aku bisa memaafkan temanmu ... tapi tidak denganmu," ujar Cyrillo, yang lagi lagi membuat Kekey merasa takut.
"Kalau begitu ... biarkan temanku pergi dan bekerja,"
Cyrillo mengangguk dan berkata, "baiklah, dan kau tetaplah disini."
Kekey menatap Cindo dengan isyarat, Cindo pun bergegas pergi.
Seperti awal suasana yang canggung masih berkeliaran diantara mereka, tidak ada suara, sunyi, dan suram.
"Apa aku harus berdiri terus seperti ini? Tidak berniat menyuruhku duduk atau melakukan suatu?!" batin Kekey, yang mulai merasa sedikit bosan.
Cyrillo melirik sedikit, tetapi dia tidak peduli ... ia terus melihat-lihat isi dokumen tersebut sambil mengetik dengan cepat di laptopnya.
"Siapa namamu?" tanya Cyrillo mendadak, membuat Key kaget.
"Chrismate."
Cyrillo berdiri dan langsung menghampiri Kekey, membuat Kekey secara otomatis mundur.
Cyrillo mendekatkan wajahnya dan berbisik, "Chrismate? Kedengarnya manis."
"Tuan, aku bukan makanan manis."
"Aku tidak bilang makanan."
Kekey mendorong pelan tubuh Cyrillo dengan kedua tangannya.
Cyrillo tersenyum kecil, membuat ia merasa tertarik pada gadis misterius ini.
"Mulai sekarang, kau adalah pelayanku."
Dengan cepat Kekey menggeleng menolak ucapan Cyrillo.
"Kenapa? Tidak setuju?" Cyrillo sembari menunjukkan kertas, membuat Kekey tidak berdaya sehingga ia mengangguk mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
N-82 (On-Going)
Mystery / Thriller"Kekey bukan pembunuh!" ketus Keyla. Keyla Christian berusia 15 tahun. Ia menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan atas kematian Anak konglomerat yaitu, Johan Gudehyda pewaris Goldcorna. Goldcorna adalah perusahaan yang berpengaruh penting dalam m...