N-82 || 06

105 62 152
                                    

~𝑵𝒆𝒙𝒕 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓'𝒔~(ᗒᗣᗕ

<•>



<•>••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤️

Davide Fallery sendiri yang kini mengantar Kekey kembali ke Rutan-Nya. Kekey mengikuti dari belakang David dan sebaliknya David berada di depan Kekey.

Setelah sampainya, Kekey pun memasuki Rutan-Nya. Sebelum David pergi meninggalkan Kekey di dalam sana, David kini mencoba bertanya untuk meyakinkan peryataan tersebut.

David memiliki kecurigaan pada Kekey yang tadinya tidak pernah ingin mengaku bahwa dia bukan pembunuhnya.

“Key, Kekey sungguh membunuh Kak Johan?” tanya tulus David. Kekey menyengirkan alisnya.

“Hmm,” jawab singkat Kekey.

“Really?!” seru David yang mencurigai Kekey.

“Hmm,” jawab singkat Kekey lagi. David mengerutkan dahinya. Jawaban Kekey membuat Davide lebih bertanya-tanya.

“Apakah Kekey sungguh setega itu membunuh orang?” tanya heran David. David menjadi sungguh serius bertanya tentang Kekey.

“Hmm,” jawab singkat Kekey sambil menunduk seperti biasanya.

“Sungguh ya Key? Bukannya Kekey selalu bilang bahwa Kekey bukan pembunuhnya?” pertanyaan David membuat Kekey kesal.

Apasih yang mau ditanyakan sama Kak David ini?”batin Kekey mengelu.

“Maksudnya Kak David apaan sih? Bukannya Kak David yang terus menerus menginginkan Kekey mengaku!” ketus Kekey kesal. David menyegir heran, mengapa ia seperti tertarik untuk bertanya pada Kekey?

“Owh Sorry Key,” maaf David dangan gelagak tawa kecilnya. Kekey heran serta tidak berdaya.

“Key, Kak David cuman mau bilang kalau Kekey tidak boleh mengubah peryataan ini saat disidang nanti,” kata David menjelaskan. Kekey hanya mengangguk mengiyakan.

“Kalau Kekey mengubah peryataan itu, Ayah dan Doni mau tidak mau harus di bawa ke sidang. Apakah Kekey siap menjalani hukuman ini? Walaupun hukumannya sangat berat dan akan membuat Kekey menyelesaikannya, apakah sungguh Key?” tanya tulus serta peringat David.

Kekey menatap David dengan tatapan pasrah

“Kak. Kekey sayang sama Papa dan Kak Doni, Kekey siap mengikuti sidang ini. Kekey akan menerima hukumannya, walaupun hukuman itu di luar logika Kekey sekali pun. Kekey akan tetap siap,” ujar Kekey sedih dan menundukkan kepalanya kembali. Entah mengapa David tidak tega menatapnya dan berlalu pergi tanpa kata pamit.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
N-82 (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang