N-82 || 15

35 10 0
                                    

"Cindo!" panggil Kekey yang hampir tertinggal jauh, "tunggu aku!"

Cindo menghela napas panjang sambil melihat Keyla yang berjarak cukup jauh darinya. "Lama sekali! Kita bisa terlambat bego!"

Keyla dengan cepat berlari semaksimal mungkin untuk mencapai temannya.

Keyla mulai ngos-ngosan.

"Ah, capek sekali!" ngeluh Kekey.

"Tolol ah!" ketus Cindo melihat kesusahan temannya.

Kekey berdeham kesal, "hmm lo yang tolol!"

Cindo terbelalak sebal, "apa? Lo bilang gue tolol?" tanyanya heran, "tunggu, lo kok ngomongnya informal lagi sih?! Bikin kesal, aku tuh lebih tua tau!" serunya.

"Bodoh amat! Ayo jalan," celetuk Kekey yang mulai marah dan berlalu jalan duluan meninggalkan Cindo di belakang. Membuat Cindo beberapa kali menghentakkan kakinya.

~

Di kantor

Kesunyian menyerap di seluruh ruangan, tanpa suara. Kekey dan Cindo mulai merasakan gelombang mengerikan saat mereka berdua  duduk berdampingan dan saling memberikan isyarat.

"Cin, ada apa ya ini?" tanya Kekey dengan nada kecil.

"Aku juga ngak tau," jawab temannya, Cindo.

Mervin tiba.

"Harap perhatian semuanya," tegas Mervin. "Berdiri di tempat kalian masing-masing. Jangan ada yang keluar, kami akan memeriksa seluruh dokumen yang ada di atas meja," ucap Mervin mengumumkan.

Semua orang pun gelisah dan berdiri, berbisik-bisik apakah sudah ada hal yang buruk terjadi di kantor saat ini.

Mervin mencoba mengambil tindakan mencegah adanya penghianat yang sedang bersembunyi di kantor Bos-nya. Tanpa basa basi bawahan Mervin mulai mengacak-acak dokumen para staf dan karyawan lainnya. Meja mereka penuh dengan ke berantakan dengan berserakan nya kertas-kertas yang sudah dikacaukan oleh para pesuruh dari Mervin.

Tatapan mata Mervin yang tiada kehidupan hanya tertuju pada Cindo yang sedang berbisik-bisik mencurigakan bersama Kekey.

Mervin mendekati mereka berdua yang sedang terpojok akibat dorongan dari pesuruh Mervin.

Mervin berdeham, "hmm, apa yang sedang kalian bicarakan?" tanyanya.

Mereka berdua menggeleng bahwa tidak ada yang perlu di bicarakan. Tapi tetap saja Mervin menatap tajam mereka.

"Sungguh!" seru Cindo, "tidak ada yang kami bicarakan," sulutnya.

Mervin menatap sinis, "mencurigakan."

"Tuan Mervin, memang tidak ada yang kami bicarakan," jelas Cindo.

"Ya sudah, tidak perlu di jelaskan lagi," ketus Mervin.

Cindo menatap kesal dengan diam.

"Kau ... anak baru itu?" tanya Mervin menatap ragu.

Kekey terhenyak, "eh ... ya."

Mervin menyipitkan matanya sembari menatap tajan Kekey, "apa kita perna bertemu sebelum kau disini?" tanyanya. "Siapa namamu, sepertinya aku lupa."

Mendengar ocehan Mervin membuat Kekey memutar otak dan menjaga hati-hati dalam berucap.

"Ah ... sepertinya tidak pernah bertemu," balas Kekey, "dan, namaku adalah Chrismate, Tuan bisa memanggilku Chris."

Mervin mengangguk dan menatap Cindo, "hm hm ... baiklah."

N-82 (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang