Chapter 03

2.4K 350 14
                                    

Blue Lock Fanfiction

•••♧•••

"[Name]! [Name] Brianne!"

Oalah, dari mana dia tahu nama [Name] coba. Pergelangan tangan [Name] dicengkram dengan erat sebelum [Name] sempat untuk berlari. [Name] dipaksa berjalan mengikuti gadis Furukawa sampai tepat didepan Isagi, Itoshi, serta second couple di novel pertama—Nagi dan Mikage.

Dahla, tamat aja hidup dia ini mah:)

"Kau melihatku kemarin meminta maaf kan, [Name]? Bahkan aku juga tidak mengganggu Isagi lagi. [Name] saksinya."

Bro, aku tidak tahu apa-apa.

[Name] yang diseret kedalam masalah ini pun hanya dapat terdiam membeku layaknya patung. Mau bicara ia juga tidak tahu apa yang mau ia katakan. Kini empat sorot mata tajam tengah menelisik atensinya, menambah beban pada pundaknya. [Name] menoleh kearah Furukawa, dengan maksud aku ini tidak tahu apa-apa loh.

Furukawa menarik tangannya dan berbisik pelan. "Aku tahu kau juga masuk ke dalam dunia novel ini, setidaknya sesama teman beda dunia, tolonglah aku."

Coy? Gak salah dengar kan ini [Name]?

[Name] membulatkan matanya. "Sial, darimana kau tahu—!" Kata [Name] memekik pelan, tangannya mengguncang tubuh Furukawa.

"Tolong aku dulu!"

"Oi, jangan lupakan kami disini."

Suara berat itu menghentikan pergerakan tangan [Name]. Matanya yang semula menatap Furukawa beralih menatap tiga lelaki didepannya. Hanya beberapa detik, sebelum maniknya kembali menatap Furukawa. Furukawa terlihat menatapnya seolah memohon meminta bantuannya.

Bagaimana mau membantu kalau aku sama takutnya dengan kau bodoh T_T

"Itu.. Anu.. Iya, benar, aku melihat Furukawa meminta maaf kemarin," ucap [Name] asal, dengan mata yang melihat kearah lain.

Tiba-tiba Itoshi berjalan mendekatinya dan sontak [Name] melangkah mundur, memberi jarak yang aman. "Setidaknya kalau sedang berbicara, tataplah lawan bicaramu."

Suara nada dingin Itoshi mengalun ke dalam telinga [Name], memberikan aliran tegangan listrik ke seluruh tubuhnya hingga berubah menjadi kaku. Mau menggerakkan kepala saja ia rasanya sulit sekali. Jadi bagaimana—?

Oke, ayo kita coba sekali lagi.

[Name] mengangkat kepalanya cepat. "Baiklah akan ku beritahu Furukawa sudah meminta maaf kemarin dan dia juga tidak lagi mengganggu Isagi dah ya aku ada urusan."

Seperti motor dengan laju kecepatan 180 km/jam [Name] mengucapkan sebuah kalimat sesuai yang diminta Furukawa dan menatap Itoshi sesuai permintaan lelaki itu pula. Begitu selesai [Name] menghilang dengan kecepatan tinggi dari hadapan mereka.

Sesampainya didalam kelas, [Name] menumpukan kepalanya diatas meja. Memikirkan bencana yang baru saja menimpa dirinya. Bukannya selamat dari kematian, malah ia sendiri yang mencoba untuk bunuh diri.

"Haha, aku pasti sudah gila." [Name] tertawa pasrah sambil melihat kearah langit-langit kelas.

"Apa sebentar lagi aku akan mati. Lagi? Baru juga dua minggu aku berada disini."

Lihatlah, betapa menyedihkannya tatapan kosong dan tawa pasrah itu. [Name] menghiraukan tatapan orang disekitarnya yang menatap aneh padanya. Terlebih Bachira yang mengamati [Name] dari awal mula gadis itu masuk kedalam kelas.

"[Name], kau kenapa? Kau terlihat aneh akhir-akhir ini. Aku berpikir kau seperti orang yang berbeda," ucap Bachira seperti biasanya, seolah memang benar kenyataan [Name] itu orang yang berbeda.

Into The New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang