Chapter 08

1.8K 321 4
                                    

Blue Lock Fanfiction

•••♧•••

"Ck, sial!"

Erika mendecak menatap tajam gadis gila didepannya, jika saja gadis itu tidak selalu mengganggunya, ia tidak akan pernah mau menginjakkan kaki kedalam ruangan sialan ini. Ruangan yang penuh dengan siswa teladan dan populer kesayangan guru. Dengan santainya setelah masuk kedalam, Erika mendudukkan dirinya dikursi yang tersedia, meninggalkan Harumi Sora–gadis gila kalau kata [Name]–berdiri tegak.

Persetan dengan gadis itu, pikirnya.

Itoshi Sae atau kakak dari Itoshi Rin itu melihat kesenjangan diantara keduanya. Lelaki itu menghembuskan nafas berat sebelum berkata, "kau boleh duduk, Harumi-san."

"Terima kasih, seto kaichou."

Itoshi sulung itu mengangguk, ia mengambil satu buku didalam laci meja dan membukanya, memperlihatkan isi yang tertera didalam buku kepada keduanya. "Dua halaman ini berisi masalah yang berbeda tetapi dengan dua orang yang sama. Kali ini masalah apa lagi yang telah kalian buat?" Tanya Itoshi pada keduanya.

Erika maupun Harumi terdiam, tidak ingin menjawab. Jika dipikir-pikir lagi, Erika pun tidak tahu masalah apa saja yang telah ia buat. Kalau bukan si Harumi sialan ini yang mengganggunya lebih dahulu, Erika juga tidak akan memulai.

"Tidak ingin menjawab?" Tanya Itoshi dengan dinginnya.

Gila, nyeremin banget.

"A-anu, itu a-aku tidak sengaja menumpahkan kuah sup keatas se-seragam Erika, kaichou." Harumi menunduk dalam dengan sedihnya, membuat Erika yang tepat berada disampingnya memperlihatkan wajah seakan ingin muntah melihat gadis itu.

Itoshi mengangguk kecil mendengar penjelasan dari Harumi, kemudian lelaki itu beralih ke Erika yang menatap rak kumpulan buku dan komik disamping ruangan. Tampaknya gadis itu lebih tertarik melihat kearah sana dibandingkan melihat kearahnya.

"Furukawa-san, lalu apa masalahmu?"

Satu panggilan itu mengalihkan pandangan Erika, menoleh kearah Itoshi Sae. "Masalah apa?" Tanya Erika balik, ia merasa tidak membuat masalah apapun yang mengharuskannya untuk menjawab pertanyaan lelaki itu.

Lelaki bernama Sae itu terbahak mendengar jawaban ketus yang keluar dari mulut Erika. Bahkan tidak jawaban yang ia dapat, malah pertanyaannya dikembalikan padanya. "Kau membalas Harumi dengan menumpahkan kembali kuah sup itu keatas seragamnya, lalu itu bukan masalahmu?" Tanyanya tajam.

"Jadi itu sekarang salahku? Aku hanya membalas apa yang telah ia lakukan, tuh." Erika menyilangkan kedua kakinya dan menyandarkan punggungnya nyaman pada sandaran kursi. Selagi ia merasa tidak membuat masalah, ia tidak akan takut.

Dasar gadis ini. Itoshi menutup buku yang tadinya telah ia buka. Matanya memandang lurus keduanya. "Baiklah, hukuman kalian sama seperti sebelumnya. Kalian bisa mulai dari sore ini. Tapi kali ini tidak hanya tiga hari. Hukuman kalian ditambah menjadi seminggu."

Tanpa basa-basi Erika sudah berjalan menuju pintu ruangan, tangan itu akan memutar kenop pintu kalau si Itoshi Sae itu tidak mengucapkan sesuatu yang menyebalkan menurutnya.

"Kau tidak boleh lagi membolos hukuman seperti sebelumnya, Furukawa-san. Jika kau tidak mau hukuman mu ditambah."

"Apa-apaan—" Erika melihat pena merah yang sengaja diangkat oleh Itoshi. Sekarang anak sialan ini sedang mengancamku, ya? Brengsek!

Dengan emosi yang menggebu-gebu Erika menutup pintu itu dengan kasar. Hampir saja kakinya akan menendang pintu, kalau pintu itu tidak tiba-tiba menjeblak terbuka, memperlihatkan sosok Harumi keluar dari sana. Tangan Erika jadi gatal ingin menonjok wajah menjijikkan itu.

Into The New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang