Chapter 17

1.3K 223 3
                                    

Blue Lock Fanfiction

•••♧•••

Cuur

Air gunung yang dingin membasahi tangan [Name] yang tengah membersihkan beberapa sayuran untuk makan malam nanti. Seperti yang diketahui, air gunung yang seperti air dicampur es itu bisa membuat tangan seseorang menjadi keras membeku. Begitu hal nya dengan [Name] yang mulai merasakan sedikit kebas pada kedua tangan. Merasakan aliran darahnya tidak lagi berjalan lancar karena saking dinginnya air tersebut.

Mulanya ia yang hanya mendekati kelompok memasak untuk meletakkan bahan-bahan makanan, berakhir disuruh mencuci sayuran yang akan dijadikan lauk saat makan malam. Tidak mampu menolak ditambah tidak ada kerjaan, mau tidak mau [Name] menyetujui untuk mencuci sayuran.

"Saking dinginnya aku jadi tidak dapat merasakan tanganku lagi," desis [Name] sambil menggeretakkan giginya kedinginan.

Duk!

"Aw! Sorry."

[Name] memejamkan matanya menahan kesal. Kemudian menoleh kebelakang melihat orang gila mana yang tidak melihat badannya ditempat seterbuka ini. Terlihat manusia bersurai coklat bernama Harumi Sora disana. Gadis itu menyatukan kedua tangannya didepan dada dan meminta maaf sekali lagi.

Huh! Yakin anak ini tidak sengaja?, batin [Name] kesal.

Berkebalikan dengan suara hatinya, [Name] mulai tersenyum tipis sembari menganggukkan kepalanya. "Iya, tidak apa-apa kok."

Duk!

Entah mata gadis itu yang picek atau bagaimana, kali ini keranjang berisi sayuran yang telah dicuci oleh [Name] menjadi sasaran yang tidak sengaja gadis itu senggol. Menyebabkan beberapa sayuran terjatuh ke tanah, mengharuskan [Name] untuk mencucinya lagi.

"Aduh! Maaf sekali lagi, yaa! Aku benar-benar tidak sengaja! Maafkan aku!" Harumi membungkuk berkali-kali menghadap [Name], menarik perhatian siswa lainnya untuk melihat kearah mereka.

"E-eh, tidak apa-apa, Harumi-san, aku bisa membersihkannya lagi."

Sialan, mending kau pergi sajalah. [Name] mengangkat kedua tangan, mencoba menghentikan Harumi yang semakin tidak terkendali meminta maaf padanya. Saat ini [Name] hanya berharap Harumi cepat enyah dari hadapannya. Kalau gadis itu lebih lama lagi, ia takut batas kesabarannya tidak cukup untuk menghadapinya dan berakhir menendang Harumi.

"Beneran ya? Sekali lagi maafkan aku." Harumi membungkuk sekali lagi. Namun, alih-alih pergi Harumi malah semakin mendekatkan tubuhnya pada [Name]. "Oh iya, [Name]-chan."

[Name] menjauhkan wajahnya dari Harumi yang semakin mendekat. Sedikit risih dengan apa yang dilakukan oleh gadis itu saat ini.

"Jangan mencoba untuk mengganggu ya atau kau akan celaka," bisik gadis itu layaknya semilir angin yang berhembus ke telinga [Name]. Harumi tersenyum membuat bulan sabit dimatanya lalu melangkah pergi meninggalkan [Name] yang mematung untuk sesaat setelah kepergiannya.

Tampaknya barusan [Name] baru saja mendapatkan pesan berupa ancaman ya. Emangnya aku ada salah apa ya, kak?

"Ha... ha... ahahah."

[Name] mengusap rambutnya kebelakang. Semakin kesini situasinya semakin kesana. Kepalanya jadi pusing untuk beberapa alasan yang ia sendiri tidak tahu itu apa.

"[Name]! Sayurnya sudah selesai belum?!"

Tubuh [Name] tersentak, ia menoleh kearah teman sekelasnya yang berada dikelompok memasak. "Iya! Sebentar lagi!"

Into The New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang