Chapter 20

1.2K 207 9
                                    

Blue Lock Fanfiction

•••♧•••

Akhirnya Camping musim panas yang melelahkan dan membosankan itu berakhir—bagi [Name] tentu saja. Seharian berada di basecamp bersama gadis gila, siapa yang akan tahan? Jika diperbolehkan untuk mengulang waktu, [Name] tidak akan mau mengikuti jurit malam yang membuatnya mendapatkan kesialan berada didalam satu kelompok dengan gadis sinting itu.

Pantas saja karakter tokoh-tokoh di novel ini pada gila, sinting, brengsek, dan tidak punya hati nurani karena pada dasarnya yang gila dan lain-lainnya itu bukanlah dari tokoh-tokoh itu sendiri, melainkan penulisnya yang sama sekali tidak waras.

Menyenangkan sekali baginya melihat orang lain berada digenggaman dan mengatur seluruh alur cerita sesuai yang ia inginkan. Dan segera melenyapkan kotoran sekecil apapun yang dapat merusak alur cerita. Yeah, itu terjadi padanya sekarang. Kini [Name] Brianne merupakan sebuah ancaman bagi Harumi Sora.

Beberapa hari setelah Camping dilaksanakan, bahkan setelah liburan musim panas sekalipun, gangguan dari Harumi padanya tidak berakhir sampai disana. Berbagai hal lainnya dilakukan oleh gadis itu, entah itu gangguan seperti biasanya atau sampai paling berbahaya sekali pun. Memang benar-benar sudah gila gadis sialan itu.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Erika penasaran, melihat [Name] yang hanya mampu mengaduk-aduk makanannya.

Kepala [Name] bergerak ke kiri dan ke kanan dengan pelan. Memberikan isyarat bahwa abaikan saja apa yang telah ia lakukan. Kepalanya sedang mumet memikirkan bagaimana cara membalas si perempuan setan satu itu. Ia menghembuskan nafas panjang ketika tidak menemukan jalan keluarnya.

"Apa sih masalahmu?" Erika menatap geram [Name] yang tidak berniat membagi cerita padanya dan berpikir keras sendiri. "Kau bisa ceritakan padaku. Apa masalahnya? Aku akan membantumu."

[Name] mengangkat kepalanya. Iris mata yang tadi melihat kearah mangkuk berisi sup panas beralih ke wajah Erika. "Baiklah, aku akan menceritakannya, tapi tidak disini."

Mendadak Erika berdiri dari duduknya dan memberi isyarat untuk [Name] seolah turut berdiri. Jika sekarang bisa, kenapa harus menunggu dilain waktu? Ia tidak berniat untuk mengubur rasa penasaran itu lama-lama. [Name] yang masih duduk dikursi hanya dapat menggeleng sebelum ikut berdiri.

Erika memimpin jalan, mencari tempat dimana yang bagus untuk berbincang agar tidak didengar oleh orang lain. Seperti biasa, tangga menuju atap sepertinya terlihat lebih baik. Selain sepi dan jarang dilewati, percakapan rahasia baik dibicarakan disana.

"Kau bisa menceritakannya sekarang."

[Name] menghembuskan nafas panjang sebelum berucap. "Harumi Sora, orang itu... dia itu..." Sejenak [Name] merasa ragu.

"Iya, kenapa dengan si gila itu?"

"Harumi Sora itu adalah penulis novel yang aku baca." Ia sengaja berhenti sejenak, ingin melihat reaksi Erika. "Aku tidak tahu apakah dia sama sepertiku yang mengalami perpindahan jiwa atau bagaimana. Yang pasti, gadis itu memiliki sebuah buku kuno dan didalam buku itu tertulis kejadian-kejadian yang dia dan kau alami. Bahasa kasarnya, kau adalah salah satu tokoh yang sengaja dia beri peran."

"Aku tidak tahu apa kegunaan buku itu. Tapi kelihatannya buku itulah sebagai pemicu kenapa kau terkadang tanpa sadar malah mengikuti alur yang telah dia buat. Aku merasa itu tidak hanya berlaku pada dirimu, hal itu berlaku sama dengan yang lainnya."

Seakan disiram oleh air dingin disekujur tubuhnya, Erika tidak dapat mengatakan apapun. Mulutnya seolah terkunci dengan tubuh yang membeku. Otaknya sedang berpikir dengan keras ketika mendapatkan informasi baru yang masuk melalui telinganya. Semakin lama ia berpikir semakin sakit pula kepalanya.

Into The New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang