Epilog

323 40 2
                                    

Blue Lock Fanfiction

•••♧•

"Selamat atas kelulusan kalian."

Tidak pernah terbayang oleh [Name] akan lulus sekolah sekali lagi. Bila di hitung ini sudah kedua kalinya ia mendapatkan surat kelulusan. [Name] bingung, haruskah ia merasa bangga akan hal ini. Sekolah di jepang, menggunakan seragam mereka, dan yang terpenting bisa lulus.

[Name] berdiri di depan pohon sakura yang sedang bersemi. Manik bewarna violet itu memantulkan bunga sakura bewarna merah muda yang berjatuhan. Tangannya terangkat untuk menyentuh salah satunya. Kirei.

Kedua sudut bibirnya naik, membentuk senyuman manis. Kelopak bunga sakura yang tertinggal di tangannya, ia genggam dan dibawa ke tengah dadanya. Perlahan ia menutup kelopak matanya, merasakan suasana pada saat ini lebih dalam lagi.

"Sedang apa?"

Mendadak kedua kelopak mata kembali terbuka. Mata itu melirik pada kepala yang terjulur di atas bahunya. "Kau?"

Tangannya terulur memberikan sebuket bunga Forget Me Not dan bunga Daffodil. Lantaran [Name] hanya terdiam ketika ia memberikan buket bunga, ia mengambil sebelah tangan [Name] dan membuat-memaksa-[Name] menggenggam buket bunga yang indah itu.

"Selamat atas kelulusan mu."

"Bagaimana bisa kau berada disini?" Tutur [Name] masih tidak percaya dengan apa yang telah ia lihat.

"Apa tidak boleh aku melihat kelulusan adik tingkat ku?"

Kaiser mengangkat sebelah sudut bibirnya, menampilkan senyuman menyebalkan di mata [Name]. Matanya beralih melihat bangunan sekolah yang menjulang di depan mereka. Sudah setahun semenjak ia lulus dari sini.

"Omong-omong, kau semakin gendut, ya."

Perempatan imajiner terlukis di kening [Name]. Bibirnya berkedut kesal rasa ingin memaki sang pria. Namun, belum ada satu pun kata yang dapat keluar, Kaiser sudah lebih dulu memotong.

"Yah, itu tidak apa-apa sih. Selagi kau merasa itu tidak mengganggu mu." Kaiser tersenyum sembari menatapnya. "Lagipula, di kehidupan kali ini kau ingin bahagia tanpa mengingat masa lalu mu, kan. Kalau begitu cobalah untuk mengenang saat-saat ini."

Untuk beberapa detik [Name] mencerna kata-kata Kaiser. Rasanya makna perkataan itu terlalu dalam untuknya.

"[Name]! Ayo foto bersama!"

Dari kejauhan Erika berlari kearah mereka. Ia menarik Bachira yang tengah memegang kamera untuk ikut bersamanya. Di sebelah tangannya yang lain terdapat banyak kancing kedua baju yang entah punya siapa.

Orang populer emang beda.

Erika berdiri di depan [Name], lantas langsung memeluknya. Karena susah memeluk dengan tangan yang berisi, ia memasukkan seluruh kancing itu ke saku blazer. Semenjak ujian kelulusan berlangsung mereka jarang bertemu dan sibuk masing-masing. Saat hari kelulusan inilah mereka bertemu.

"Banyak juga kau dapat kancing kedua." Ucap [Name] ketika Erika melepaskan pelukan mereka.

"Yah, begitulah. Mereka tiba-tiba memberikannya padaku dan langsung pergi begitu saja. Aku merasa sayang kalau dibuang."

Into The New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang