Chapter 2

680 76 10
                                    


Hari Minggu siang itu Ran ke rumah Shinichi, mereka janjian untuk ngedate ke mall yang sedang ada bazaar. Ia jalan seraya bersenandung dengan riang, namun kegembiraannya menguap saat sampai di rumah Shinichi ia menemukan Shiho sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah.

"Aree... Sedang apa Shiho di sini? Ada kasus lain?" tanya Ran yang berhasil mengatur ekspresi wajahnya tetap tenang.

"Oh tidak, aku menunggu Yukiko-San," sahut Shiho sambil menatap Ran.

"Oh begitu."

"Kau mau kencan dengan Kudo-Kun?" tanya Shiho.

"Eh iya..."

"Sudah bawa jimat?"

Ran melongo, "jimat? Untuk apa?"

"Biar tidak ada mayat."

Ran tertawa, "kau bisa saja."

Mendadak terdengar suara ribut dari atas.

"Aduh Okasan!" gerutu Shinichi yang bertabrakan dengan ibunya di tangga, "buru-buru mau kemana sih?!"

"Ah maaf maaf Shin-Chan, Okasan sudah ditunggu Shiho-Chan," kata Yukiko riang sambil lanjut menuruni tangga.

"Takuu..." keluh Shinichi yang menyusul di belakang ibunya.

Shiho berdiri ketika melihat Yukiko menghampirinya.

"Ayo Shiho-Chan! Kau yang nyetir ya!" ujar Yukiko sambil memberikan kunci mobilnya.

"Oke," sahut Shiho menerima kunci mobil tersebut.

"Kalian sebenarnya mau ke mana sih?" tanya Shinichi ingin tahu.

"Ah kami mau ke mall melihat bazaar," jawab Yukiko.

"Lho sama, kami juga mau ke sana," ujar Ran.

"Bareng saja kalau begitu Okasan," usul Shinichi.

"Kita ketemu di sana saja ya, lebih baik beda mobil," ujar Yukiko.

Shinichi mengernyit, "kenapa memangnya? Satu mobil kan lebih irit."

"Kau kalau nyetir lelet," Yukiko menjulurkan lidahnya.

"Ya ampun."

Mereka akhirnya pergi bersama pisah mobil. Shiho mengendarai mobil Yukiko yang sport merah, sementara Shinichi dengan sedan putihnya.

Wuzzz... sebuah bayangan merah melesat cepat mendahului mobil Shinichi.

"Buset, apa itu?!" oceh Shinichi kaget.

"Itu barusan tadi Shiho-Chan yang ngebut hehe..." tunjuk Ran sambil terkekeh canggung.

"Gila! Mau mati apa dia bawa mobil begitu! Buru-buru mau ngapain sih!" gerutu Shinichi yang mengemudi dengan kecepatan normal.

"Tapi tampaknya ibumu menikmatinya," ujar Ran kalem.

"Takuu..." wanita dari kegelapan memang luar biasa...

Ketika Shinichi dan Ran sampai di bazaar, Shiho dan Yukiko sudah memegang masing-masing satu kantung belanjaan. Mereka akhirnya jalan bersama. Bazaar itu cukup ramai, rupanya banyak juga para mahasiswa yang datang. Tidak sedikit yang mengenali Shiho dan menyapa dengan sopan.

"Miyano Sensei! Itu ibunya ya? Cantik sekali!" puji seorang mahasiswi.

"Anooo..." Shiho baru mau menjawab tapi sudah dipotong Yukiko.

"Iya iya aku ibunya... lihat saja kita mirip kan? Hehehe..." ujar Yukiko riang sambil menggandeng lengan Shiho erat-erat.

"Pantas saja Miyano Sensei cantik! Ternyata ibunya juga cantik!"

White Horse PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang