"Ayolah sekali-kali kita harus rileks jangan memikirkan yang berat-berat terus," ujar Sonoko riang ketika malam itu mereka semua pergi ke sebuah bar & lounge di pusat kota London.
Saat memasuki pub tersebut, awalnya Shinichi mengira mereka akan duduk bersama-sama di lounge, namun rupanya Sonoko sudah mengatur hanya ada satu lounge yang cukup untuk dua orang saja. Lounge itu ditempati oleh Shinichi dan Ran, sementara sisanya Sonoko, Masumi dan Shiho duduk agak jauh di meja bar. Shinichi semakin tidak nyaman dengan pengaturan ini, maunya mereka bersama-sama saja. Sonoko tampak sengaja memberikan ruang baginya untuk berduaan dengan Ran. Shinichi menghargainya namun, ia toh sudah tunangan dengan Ran, untuk apa dijodoh-jodohkan lagi.
"Mau pesan apa?" tanya pelayan bar.
Shiho tertegun menatapnya, "Alex?"
Alex terpana, "oh Shiho, senang sekali dapat menjumpaimu di sini."
"Kau kerja di sini rupanya."
"Iya untuk menambah uang saku, maklum masih mahasiswa."
"Kalian saling kenal?" tanya Sonoko.
"Oh, baru ketemu kemarin, tidak sengaja," kata Shiho.
"Bukan salah satu komplotan yang lain kan?" sindir Sonoko.
"Sonoko!" Masumi memperingatkan.
Shiho pura-pura tak mendengarnya. Dalam hati ia tahu Sonoko sengaja mengatur duduk mereka malam ini agar bisa puas menyindirnya tanpa didengar Shinichi, karena Shinichi pasti marah besar bila dirinya diolok-olok terus oleh Sonoko walau Shiho sendiri tidak menaruh peduli.
"Jadi pada mau minum apa nona-nona cantik?" tanya Alex ramah.
"Aku wine saja," kata Masumi.
"Martini," kata Sonoko.
"Sherry," kata Shiho.
"Baik, segera dibuatkan," kata Alex sembari melempar senyum memikatnya.
"Ah Sherry seperti kode namamu di organisasi ya," kata Sonoko sembari menopang dagu menatap Shiho.
"Benar sekali," sahut Shiho santai.
Sonoko tak mengejeknya lagi sampai akhirnya minuman mereka tiba.
Sementara di meja sana, Shinichi dan Ran tampak sedang berbincang-bincang. Ran berbicara dengan antusias menceritakan kegiatannya bersama Sonoko selama di London. Shinichi tampak diam menyimak meski sebenarnya pikirannya kerap kali lari ke kasus yang sedang ditanganinya. Sepertinya Ran lupa kalau dirinya kemari dalam urusan kerja bukan dalam rangka liburan, ancaman bahaya bisa datang menimpa mereka kapan saja dan dimana saja.
"Mungkin nanti kalau sempat, kita sama-sama ke sana ya Shinichi?"
"Ap... Eh... oh iya..." sahut Shinichi asal saja.
Ran mendengus dalam hati, ia tahu kadang Shinichi menyimak ceritanya kadang tidak dan matanya sesekali melongok ke meja bar dimana Masumi, Shiho dan Sonoko berada.
"Kenapa kita tidak duduk sama-sama saja sih?" tanya Shinichi akhirnya.
"Eh? Oh, entahlah Sonoko yang mengatur semua ini," dusta Ran, padahal ia tahu Sonoko sengaja mengaturnya agar ia bisa berduaan saja dengan Shinichi.
"Jujur saja Ran, apa kau dan Sonoko masih begitu sulit menerima Shiho?"
"Tidak kok."
Shinichi manggut-manggut, "baguslah kalau begitu. Aku sungguh berharap kalian sungguhan mau berteman dengannya. Sejak kecil dia sudah banyak menderita Ran, sekarang setelah lepas dari organisasi, aku ingin dia hidup normal dan bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
White Horse Prince
FanfictionRencananya waktu bikin FF ini mau plot yang ringan aja seperti Twins Sherry, karena Pipi emank lagi disibukkan dengan naskah novel utama yang plotnya sangat berat, jadi belum bisa buat FF yang plotnya thriller berat. Tapi ternyata FF ini cukup bikin...