Chapter 6

577 68 5
                                    


"Hanya segini saja petunjuk dari Mary-San," Shinichi bertopang dagu saat membahas kasus tersebut bersama Shiho dan Masumi di pub seperti biasa.

"Ini masalah kerajaan kita mana ada akses untuk masuk ke sana, terlebih lagi kita bukan orang Inggris," Shiho juga mengeluhkan hal yang sama.

"Kepalaku juga pusing," gerutu Masumi.

"Eh maaf, aku dengar ada yang sebut-sebut kerajaan, apa ini kasus teror itu?" tanya Alex menghampiri mereka.

Masumi, Shinichi dan Shiho memandangnya bersamaan.

"Mengenai teror terhadap Pangeran Henry kah?" tanya Alex lagi.

"Kau tahu itu?" tanya Shinichi.

"Tentu saja, aku pengikut setia kisah kerajaan, aku tahu gossip kalau ada yang ingin membunuh Pangeran Henry. Aku juga membuat deduksi sendiri ala Sherlock Holmes."

"Menurutmu siapa kira-kira yang mempunyai modus ingin membunuhnya? Ya dia memang pangeran yang mungkin diincar seluruh dunia, tapi dia tidak pernah tampil di depan publik. Dugaanku, siapapun yang ingin membunuhnya berarti orang dekat karena mengetahui wajahnya," jelas Shinichi panjang lebar.

"Itu juga dugaanku. Tapi ya aku memang mempunyai kecurigaan terhadap beberapa orang..." Alex mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan sebuah foto pria tua dengan rambut dan kumis berwarna putih, "ini adalah Alfred pengasuh kerajaan yang sudah mengabdi selama tiga puluh tahun."

"Mengapa dia ingin membunuh pangeran?" tanya Shiho.

"Alfred memiliki seorang putri yang seumuran pangeran, sejak kecil dia sudah berusaha menjodoh-jodohkan putrinya dengan pangeran namun gagal. Putrinya malah menikah dengan seorang bangsawan lain dan konon katanya rumah tangganya tidak bahagia karena suaminya selingkuh. Sepertinya Alfred menyalahkan nasib putrinya kepada Pangeran Henry."

"Dengan kata lain, dia punya motif," Masumi menyimpulkan.

"Benar sekali, lalu..." Alex menunjukkan foto lain lagi, "Pangeran Andrew sepupu Pangeran Henry. Dalam garis suksesi yang dapat mewarisi tahta kerajaan adalah Pangeran Henry dan Pangeran Andrew. Sisanya semua putri yang tidak ada dalam garis suksesi."

"Ah... jadi bila Pangeran Henry tewas, tahta akan jatuh ke Pangeran Andrew?" Shinichi memastikan seraya menatap lekat-lekat foto Pangeran Andrew.

"Tepat sekali dan terakhir..." Alex menunjukkan foto lain lagi, kali ini seorang wanita tua yang ternyata merupakan ibu suri, namun ibu tiri, "ibu tiri Pangeran Henry. Sejak ayah Pangeran Henry meninggal, ia tetap bertahan di istana demi menguatkan kekuasaannya. Ratu yang berkuasa sekarang, yaitu nenek Pangeran Henry diam-diam tidak suka padanya, sudah pasti ratu tidak akan mewarisi tahta kepada ibu tiri. Jadi si ibu tiri ini punya motif untuk membunuh Pangeran Henry karena ingin menjadi ratu menggantikan sang nenek."

"Kenapa ratu tidak langsung melemahkan kekuasaannya? Suaminya kan sudah meninggal," tanya Shiho.

"Hmmm sulit... si penyihir itu cukup banyak memegang simpati publik. Ayah Pangeran Henry juga telah mewariskan seluruh asset padanya, asset yang tidak dapat diganggu gugat oleh ratu sekalipun."

"Lalu kenapa dia tidak langsung menyingkirkan ratu malah Pangeran Henry?" tanya Masumi.

"Karena ia membutuhkan legitimasi berupa surat wasiat. Ia tidak bisa serta merta menggantikan tahta. Bila ia berhasil menyingkirkan Pangeran Henry dan dengan kondisi ratu yang sudah menua, ia mungkin mengira dapat melakukan intimidasi atau pemaksaan terhadap ratu untuk membuat surat wasiat tersebut, menyerahkan tahta kepada dirinya alih alih Pangeran Henry maupun Pangeran Andrew. Dengan begitu posisinya jadi sah dan diakui," jelas Alex panjang lebar.

White Horse PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang