Part 9

4.1K 313 5
                                    


Selamat membaca.

Maaf banyak typo.

-

-

-

Shani tengah berjalan dari gerbang kampus menuju ke kelasnya. Namun, saat dekat dengan parkiran, Vino kembali menghampirinya dengan membawa sebuah bucket bunga di tangannya.

Shani terus menatap pria itu, ia bingung apa yang akan dilakukan oleh Vino. Setelah berada di hadapan Shani, Vino langsung berlutut dengan mendongak menatap wajah cantik itu dari bawah sana.

"Shan, aku minta maaf karena pernah nyakitin kamu, tapi aku bener-bener nyesel Shan. Kamu mau gak balikan sama aku?" Tanya Vino menyodorkan bucket bunga ke hadapan Shani.

Saat vino menyatakan cintanya pada Shani. Di seberang mereka sudah ada Gracio dan teman-temannya yang sudah sedari tadi sampai dan menyaksikan pertunjukan romantis tersebut. Gracio juga melihatnya, ntah kenapa hatinya sedikit terasa sakit melihat pemandangan itu.

Tanpa ingin berlama-lama menyaksikan adegan yang membuatnya sakit, Gracio memutuskan untuk langsung menuju ke kelasnya. Saat Gracio melewati Shani dan Vino matanya tak sengaja melihat mata Shani yang juga menatapnya, namun pemuda itu hanya menghiraukan saja.

"Kayanya Cio cemburu tuh." Bisik Daniel pada Zean dan Ollan yang berada di belakang Gracio.

"Mungkin deh. Tapi semoga Cio gapapa lah," Balas Zean dan diangguki oleh Daniel dan Ollan.

Kembali pada Shani dan Vino. Wanita itu terus menatap Vino, Shani saat ini benar-benar sudah tidak memiliki perasaan apa-apa lagi pada Vino. Saat melihat Gracio tadi ada perasaan tidak enak yang ia rasakan.

"Shan gimana?" Tanya Vino menunggu jawaban.

"Maaf Vin tapi aku gak bisa balik lagi ke kamu, aku harap kita bisa temenan aja ya Vin." Balas Shani dengan pelan, ia mencoba untuk memberi pengertian pada mantan kekasihnya itu.

Vino hanya tersenyum getir mendengar jawaban dari Shani. Ia kemudian berdiri dan menatap Shani dengan tatapan tulus.

"It's okey, Shan. Ini salah aku juga karena udah selingkuhin kamu," Ucap Vino dengan tulus.

"Maaf ya Vin, dan semoga kamu bisa dapetin perempuan yang lebih baik dari aku." Tutur Shani memegang pundak vino.

"Nih buat kamu, anggap aja sebagai tanda persahabatan kita ya." Vino memberikan kembali bucket bunga itu pada Shani.

Shani yang tidak enak dan tidak ingin membuat kecewa orang lain, itupun mau tidak mau menerima pemberian Vino itu.

Saat berada di ruang kelasnya, Shani meletakkan bucket bunga itu di atas meja miliknya. Kemudian datanglah Shania, Cindy, Boby dan juga Keenan. Shania dan Cindy tentu saja langsung menghampiri Shani.

"Shan lo terima Vino lagi?" Tanya Cindy penasaran.

Shani langsung menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Cindy tersebut dan membuat Shania langsung menghela napasnya lega. Boby yang melihat Shania seperti itu pun mengerutkan keningnya bingung.

"Kamu kenapa nju?" Tanya Boby bingung.

"Hehe gapapa kok," Balas Shania kikuk.

Shania tidak suka jika Shani mempunyai hubungan dengan Vino. Shania lebih setuju jika Shani dengan adiknya saja, yaitu Gracio. Berkat Shani lah akhirnya Gracio perlahan membuka hatinya untuk mama tirinya itu.

"Terus kenapa lo terima bunga dari Vino Shan?" Tanya Keenan datar.

"Iya Shan kenapa, ntar dia kepedean lagi ngiranya lo terima dia." Timpal Cindy.

LEMBAYUNG SENJA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang