Part 4

4.4K 338 5
                                    


Selamat membaca

Maaf banyak typo

-

-

-

Sepulang kuliah Shani, Shania dan Cindy melangkahkan kakinya menuju gerbang kampus. Namun saat di koridor kampus Vino datang menghampiri mereka, atau lebih tepatnya menghampiri Shani, mantan kekasihnya itu.

"Shan pulang bareng aku yuk." Ajak Vino tersenyum menatap Shani.

"Sorry, tapi aku di jemput sopir aku dan tolong ya Vin kita itu udah gak ada hubungan apa-apa lagi kan, jadi aku mohon stop gangguin aku lagi." Ketus Shani menolak ajakan Vino.

"Tapi Shan aku gamau kita putus, aku udah putusin dia buat balikan sama kamu." Ungkap Vino meyakinkan.

Bukannya senang justru Shani semakin tidak suka dengan sikap pria itu, bisa-bisanya ia memutuskan hubungan pada wanita lain hanya demi kembali pada dirinya. "itu bukan urusan aku lagi Vin, yang terpenting kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi dan aku mohon jangan pernah lagi ganggu aku Vino." Jelas Shani kemudian langsung melangkahkan kakinya pergi lalu disusul oleh kedua temannya meninggalkan Vino sendirian.

Sesampainya di gerbang kampus, mereka ternyata sudah ditunggu oleh para anggota geng kaizen. Cindy langsung menghampiri kekasihnya-Keenan yang sudah tersenyum padanya.

"Hai sayang udah lama ya nunggu aku?" Tanya Cindy mulai memeluk lengan Keenan dengan posesif.

"Apaan sih kak Cindy alay banget deh." Sahut Zean menatap geli pada kakaknya itu.

Cindy melirik sini Zean yang berada tidak jauh darinya."Iri ya gak ada yang peluk, makanya cari pacar!" Sarkas Cindy ketus.

Zean membelalakkan matanya, tertegun dengan perkataan sang kakak. Bukannya ia tidak laku, siapa sih yang tidak tertarik padanya. Ia hanya belum menemukan wanita yang membuatnya tertarik saja dan jika tidak ada Keenan di sana, mungkin Zean sudah menyumpal mulut wanita itu.

Mereka berdua adalah adik kakak yang tidak pernah akur, tetapi Zean juga sangat menyayangi kakaknya itu. Apalagi jika ada yang berani menyakiti Cindy, ia pasti akan menjadi orang pertama yang akan melindungi kakaknya.

"Cio mana ya kok gak bareng kalian?" Tanya Shania yang sedari tadi tidak melihat Gracio bersama dengan anggota lainnya.

"Oh Cio tadi di panggil coach Jeje kak katanya ada yang penting." Balas Daniel ramah.

Shania mengangguk paham, ia kemudian melirik ke arah Shani yang sedari tadi hanya diam menyimak saja. Mungkin mood wanita itu kini tidak baik-baik saja setelah bertemu dengan Vino.

"Kamu mau pulang sekarang atau nunggu Cio dulu?" Tanya Boby membuat Shania langsung memutuskan tatapannya pada Shani dan menoleh ke arah Boby.

"Pulang sekarang aja deh lagian aku masih ada tugas juga." Balas Shania dengan nada yang sangat lembut.

"Aduh kak Shanju jangan lembut gitu dong Ollan yang baper nih duhh." Celetuk Ollan yang langsung mendapat tatapan tajam dari Boby.

"Hehe canda doang bang Boy." Cengir Ollan mengangkat dua jarinya ke depan wajah.

Shania hanya mampu menggelengkan kepalanya saja melihat para pria itu, ia kemudian kembali menoleh ke arah Shani. "Lo pulang sama siapa Cani?" Tanya Shania.

Shani yang sedari tadi diam itupun kini mulai menoleh menatap Shania. "Hem, aku nanti dijemput sopir aku kok Shan, kalian kalo mau duluan juga gapapa."

"Yakin nih gapapa, ntar kalo sopir lo lama gimana?" Timpal Cindy khawatir.

LEMBAYUNG SENJA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang