Selamat membaca
Maaf banyak typo
-
-
-
Gracio berdiri tepat didepan balkon kamarnya. Matanya menatap lurus ke depan namun pikirannya melayang ntah kemana. Ia masih terkejut dengan apa yang shani ucapkan. Ia hanya takut kehilangan untuk kedua kalinya.
Tanpa ia sadari air matanya perlahan menetes membasahi pipinya. Tangannya menggenggam erat pembatas pagar balkon kamarnya. Tiba tiba tangan kanannya terasa hangat. Ia langsung menoleh melihat seorang wanita telah berdiri disampingnya menggenggam lembut tangannya.
"Kamu nangis..?"
Gracio langsung mengusap air matanya. "Engga kok cuma kena debu doang. Kamu kok ke sini..?"
Wanita itu tersenyum, ia tau gracio saat ini sedang berbohong padanya. Ia langsung menyenderkan kepalanya pada lengan gracio.
"Aku mau minta maaf sama kamu, maaf aku salah paham sama sikap kamu.."
Gracio mengangguk anggukan kepalanya menatap lurus ke depan. Membiarkan wanita itu menyelesaikan ucapannya.
"Maafin aku udah buat kamu sedih.."
"Gapapa kok, aku gak sedih. Cuma sedikit kaget aja kamu bilang gitu..." Gracio menjeda ucapannya lalu membalikkan tubuhnya menghadap wanita itu. "Aku cuma gamau kehilangan untuk kedua kalinya shan." Lirih gracio menunduk.
Shani yang melihat gracio menangis pun langsung memeluknya dengan erat. Ini pertama kalinya ia dicintai dengan sangat tulus seperti ini.
"Ssst aku gak akan pergi cio, makasih ya karena kamu selalu ada di samping aku, makasih udah mau temenin aku, makasih udah selalu jagain aku, makasih karena kamu udah cinta sama aku, makasih untuk semuanya cio. Aku bersyukur banget bisa kenal kamu." Ucap shani yang masih memeluk erat gracio.
Gracio menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Harusnya aku yang makasih sama kamu, makasih karena kamu selalu kuat sampai sekarang, makasih udah terima aku apa adanya kondisi aku, makasih udah mau hadir di hidup aku, tolong shan jangan tinggalin aku, temenin aku sampai akhir hidup aku.."
Shani terharu mendengar ucapan gracio. Ia benar benar beruntung karena bisa dicintai oleh gracio. Ia selalu berdoa agar Tuhan bisa memberinya waktu yang cukup lama untuk terus berada di samping orang orang yang selalu ia sayang. Cukup lama mereka berpelukan di balkon kamar gracio.
"Kita turun yuk, ntar di pikir kita ngapa ngapain lagi di sini.." Ajak shani
Gracio tersenyum licik. "Emang kalo ngapa ngapain gak boleh ya.." Goda gracio menarik turunkan alisnya.
"Ih dasar mesum.." Ucap shani mengusap wajah gracio.
Gracio tertawa lalu menggandeng tangan shani dan keluar dari kamarnya untuk turun berkumpul bersama dengan yang lainnya. Hari hampir malam shani dan keluarganya pun kini sudah kembali ke rumah mereka.
Malam harinya keluarga arshana telah berkumpul di meja makan. Termasuk juga Boby dan Shania. Mereka duduk di depan Gracio. Gracio melihat banyak sekali menu makanan yang telah terhidang dimeja tersebut.
"Kamu mau makan apa by..?" Tanya shania pada Boby.
"Apa aja deh sayang ." Balas boby tersenyum pada Shania.
Shania dengan telaten mengambilkan makanan untuk Boby, begitu juga dengan pasangan keynal dan yona. Hal tersebut tidak luput dari perhatian gracio. Beruntungnya dua laki laki itu ada yang menyiapkan makanan untuk mereka sedangkan gracio?
KAMU SEDANG MEMBACA
LEMBAYUNG SENJA (END)
Roman pour Adolescents"Kamu tau kenapa aku suka liat lembayung?" "Kenapa?" "Karena itu adalah waktu antara batas siang dan malam. Dari situ aku bisa belajar bahwa tidak ada yang abadi. Semua akan berakhir pada waktunya. Datangnya mungkin hanya sesaat tapi kepergiannya se...