Hi hi hi, ini udah revisi yang kebeberapa kali.
Tapi alurnya nggak beda kok kalian yang sudah baca tidak perlu baca ulang.
Selamat membaca>.<
***
Kring...kring...kring...
Sebuah alarm terdengar berdering di sudut kamar luas dengan latar belakang cream+coklat yang begitu mewah.
Sepasang mata yang baru saja tersadar dari tidurnya kini menatap langit-langit kamar yang begitu luas untuk mengembalikan seluruh nyawanya yang tadinya terpencar.
Hoammmm
Nara bangkit dari tidurnya dan menggeliat setelah menguap terbit dari mulutnya. Hari ini adalah hari kedua Nara tinggal di rumah keluarga Louiser. Benar-benar berbeda 180° dengan kehidupannya di rumah lamanya.
Dulu ketika Nara terbangun, yang bisa dia lihat hanya langit-langit tanpa loteng dengan sedikit sarang laba-laba di atapnya. Tapi saat ini, matanya menatap hal yang selama ini tidak pernah dia rasakan. Kamar mewah.
Nara bangkit dari kasur empuk yang baru dia kenal tadi malam. Ya walaupun baru kenal Nara sudah sangat nyaman dengan kasur itu, rasanya tidak mau lepas dari sana.
Nara berjalan pelan menuju jendela kamarnya, gadis itu membukanya agar udara pagi dapat masuk. Setelah selesai, gadis itu lalu merapikan tempat tidurnya dan meraih handuk putih yang tergantung di depan pintu masuk kamar mandi yang ada di dalam kamar itu.
Nara membuka bilik mandi itu dengan pelan. Lagi, gadis itu dibuat takjub dengan kemewahan yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Kamar mandi dengan nuansa silver yang begitu mewah.
"Ini seriusan, kamar anak pembantu kayak gini?" Gumam Nara sambil menatap takjub ke sekelilingnya.
Tanpa berlama-lama gadis itupun mandi dan mulai bersiap-siap untuk bekerja mulai hari ini. Awalnya Nara pikir Nara berasumsi tidak akan betah lama-lama tinggal di sini karena sifat tuannya yang begitu ketus. Tapi setelah melihat aset nyaman yang diberikan keluarga Louiser membuat Nara menjadi yakin, dia bisa betah di sini. Lagian, siapa yang nggak betah coba tinggal di rumah semewah ini? Rumah keluarga Louiser, lhoh! KELUARGA LOUISER.
Seperempat jam lamanya, Nara akhirnya selesai dengan dirinya. Gadis itu memang tidak menggunakan baju khusus perawat atau semacamnya. Tapi Nara tentunya memakai baju yang cukup sopan.
Nara menatap jam dinding yang ada di kamar itu. Pukul 06.00 itu artinya ini saatnya pergi ke kamar Arzizan Sagara Louiser.
Nara beranjak dari kamarnya, gadis itu berjalan melewati lorong lantai lima yang sangat luas itu. Bahkan masih menyisakan beberapa tempat kosong di lantai sana, padahal sudah diisi dengan tiga ruangan yang cukup besar.
Nara berhenti tepat di depan kamar Zizan. Gadis itu lalu mengetuknya dengan pelan.
"Tok...tok...tok..."
"Permisi.." ujar Nara.
"Tok...tok...tok..."
"Permisi.."
"Tok...tok...tok..."
Merasa tidak ada jawaban dan memang tidak akan ada, Nara berinisiatif masuk sendiri ke kamar tersebut.
Gadis itu membuka dengan pelan pintu yang memang tidak terkunci itu, takut akan membangunkan Zizan. Tapi ternyata Zizan sudah duluan bangun, lelaki itu tampak bersandar di tempat tidurnya dengan tatapan kosong lurus ke depan.
"Selamat pagi tuan." Sapa Nara berjalan masuk ke kamar lelaki itu dan kembali menutup pintu kamarnya.
"Tuan sudah bangun?" Tanya Nara seraya menghampiri Zizan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL
Teen FictionArzizan Sagara Louiser. Terlahir sebagai pewaris tunggal dari keluarga serba berkecukupan yang dikenal banyak orang, wajah tampan dengan kapasitas otak yang bisa dibilang cukup pintar. Friendly, mudah bergaul, memiliki banyak teman disisinya dan dig...