Hari ini adalah hari pertama di mana Nara akan menginjakan kaki di SGHS (Superior Generation Highschool). Tahun ajaran baru telah dimulai, Gadis itu tampak sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Sungguh, sudah dari dulu Nara menginginkan seragam ini dan pada akhirnya gadis itu mendapatkannya.
Nara keluar dari kamarnya, gadis itu sudah rapi dengan seragam SGHS dan rambut yang terurai sepunggung. Tak lupa, Nara memakai tas dan sepatu yang telah dia beli bersama Nathan waktu itu.
Nara melangkahkan kakinya menuju kamar Zizan. Sebenarnya ada sedikit keraguan di dalam diri Nara untuk berangkat sekolah hari ini karena tuannya sedang demam. Tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin Nara bolos di hari pertamanyakan?
Seperti biasa, Nara mengetuk pintu kamar Zizan sebelum masuk. Gadis itu kemudian membuka pintu tersebut dan berjalan menuju Zizan dengan sebuah gelas berisikan air di tangannya.
Nara menaruh segelas air putih itu di atas nakas lalu mendekatkan tangannya ke kepala Zizan. Dapat di rasakan oleh gadis itu bahwa suhu tubuh Zizan sangat tinggi untuk saat ini.
"Badan kamu panas, kamu udah sarapan? Udah minum obatkan?" Tanya Nara masih menempelkan punggung tangannya di kening cowok itu.
Zizan hanya mengangguk lemah, memang sejak semalam suhu tubuhnya panas dan tak kunjung turun. Sebenarnya Nara ingin izin saja untuk tidak datang ke sekolah hari ini, namun Zizan menyuruh Nara untuk tetap datang. Lagi pula, Nara hanya datang sekali seminggu bukan?
"Kamu yakin gapapa ditinggal sendirian? Kamukan lagi demam."
"Gapapa, gue bisa panggil yang lain kalau butuh apa-apa." Kata Zizan dengan suara khas orang sakit.
"Beneran ya? Nanti kamu telepon pak Rion aja. HP kamu ada di samping kamu." Zizan mengangguk sebagai jawaban.
"Yaudah, kalau gitu aku berangkat sekolah dulu. Aku taro air putih di nakas di samping kamu, jaga-jaga kalau kamu haus."
"Iya." Balas singkat Zizan yang hanya bisa berbaring di atas kasur.
Merasa selesai dengan kewajibannya, Narapun keluar dari ruangan itu lalu segera bergegas menuju lantai bawah.
Saat Nara telah sampai di lantai bawah, pak Rion tampak sudah menunggunya. Lelaki tua itu tersenyum pada Nara dan mempersilahkan Nara naik ke mobil yang tepat berada di depan pintu rumah keluarga Louiser.
"Lhoh? Bapak mau nganter saya ya?"
"Iya nona Nara, untuk hari pertama biar saya antar dulu supaya nona Nara tidak tersesat. Lagi pula bapak dan nyonya sedang tidak ada di rumah dan hari ini saya tidak memiliki kesibukan apapun di kantor bapak Saga." Jawab pak Rion.
"Oh gitu, yaudah pak." Nara melangkah menuju pintu mobil yang sudah dibuka. Gadis itu merasa sangat deg degan dan juga bahagia. Akhirnya hari yang dia tunggu-tunggu datang juga.
Setelah Nara naik, pak Rion menutup pintu mobil itu dan ikut naik di atas sana. Setelah memasang sabuk pengaman, pak Rion pun menjalankan mobilnya menuju SGHS.
Diperjalanan menuju SGHS, Nara hanya menatap ke luar jendela yang dibiarkan terbuka oleh pak Rion agar Nara bisa menikmati udara segar yang belum tercampur polusi. Nara merasa senang dan juga deg-degan. Akankah hari pertamanya berjalan dengan lancar? Entahlah semoga saja.
Tak terasa, duapuluh menit perjalanan Nara akhirnya sampai di depan gerbang masuk yang bertuliskan Superior Generation Highschool di atasnya. Pak Rion berhenti tepat di sana.
"Makasih ya pak, saya turun dulu." Pamit Nara.
"Iya, hati-hati Nona kalau seandainya terjadi apa-apa telepon saya saja." Kata pak Rion ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL
Teen FictionArzizan Sagara Louiser. Terlahir sebagai pewaris tunggal dari keluarga serba berkecukupan yang dikenal banyak orang, wajah tampan dengan kapasitas otak yang bisa dibilang cukup pintar. Friendly, mudah bergaul, memiliki banyak teman disisinya dan dig...