04. Try

1.1K 57 7
                                    

Tak terasa, sudah memasuki hari ke-10 Nara bekerja di rumah ini. Tentunya dengan aktivitas yang sama. Hari berlalu dengan sendirinya, terkadang terasa cepat dan terkadang terasa lambat. Begitulah Nara menjalani hari-harinya sambil sesekali mengeluh dan sesekali bersyukur saat mendapatkan hal-hal bagus.

Seperti biasa, Nara selalu bangun lebih pagi dan berjalan keluar kamarnya menuju kamar Zizan.

"Selamat pagi tuan." Sapa Nara saat memasuki kamar tersebut dan mendapati Zizan yang tengah duduk selunjur di atas kasurnya.

Narapun menutup pintu kamar itu setelah masuk ke dalamnya. Seperti yang telah rutin Nara lakukan selama sepekan. Nara membuka gorden kamar Zizan agar matahari dan udara segar dapat masuk. Nara kemudian melibat selimut yang sedang menyelimuti kaki Zizan dan merapikan sedikit kamarnya.

"Saatnya mandi tuan." Kata Nara mendekat pada Zizan. Seperti hari-hari sebelumnya, gadis itu membantu Zizan yang kesulitan menaiki kursi rodanya. Nara memapah Zizan dengan sabar dan penuh hati-hati.

Setelah merapikan posisi kaki Zizan dan letak duduk Zizan nyaman, Narapun mendorong kursi roda Zizan menuju kamar mandi. Seperti biasanya, Nara kembali membantu Zizan untuk turun dari kursi roda dan duduk di tempat duduk kamar mandinya yang selama ini membantu Zizan untuk mandi. Gadis itu kemudian meletakkan handuk di atas tempat yang disediakan di sana lalu keluar membawa kursi roda Zizan.

"Saya keluar dulu tuan."

Nara keluar dari kamar itu, sembari menunggu Zizan selesai mandi gadis itu turun ke dapur bawah mengambil sarapan untuk Zizan yang sudah di masak oleh ibunya dan pembantu lain yang ada di rumah itu.

"Pagi ibuk, pagi bi Ami." Sapa Nara saat tiba di dapur yang cukup luas itu.

"Pagi Nara." Balas ibunya dan bi Ami.

"Buk, sarapan untuk tuan Zizan udah siap?" Tanya Nara.

"Udah, itu ibuk taro di meja."

Nara mengambil sarapan yang sudah ada di meja dengan segelas susu panas. Nara hendak membawanya ke kamar Zizan, namun pak Rion mengehentikan Nara.

"Nona Nara, bisa ikut saya sebentar?" Tanya pak Rion sopan.

Nara meletakkan kembali makanan itu dan mengangguk. Gadis itu mengikuti langkah pak Rion menuju ruang tamu. Dapat dilihat oleh Nara bahwa seorang pria paruh baya dengan jas dokter telah duduk di sana. Nara pun ikut duduk setelah dipersilakan pak Rion.

"Apa benar kamu Nara yang merawat Arzizan?" Tanya dokter itu membuka pembicaraan.

"Benar, ada apa ya pak?" Tanya Nara penasaran.

"Sebelumnya perkenalkan, nama saya dokter Kusuma. Saya adalah dokter yang menangani Arzizan saat di rumah sakit. Dan setiap bulan saya akan mencek perkembangan pasien saya atas perintah bapak Saga."

"Oh, salam kenal pak dokter." Sapa Nara ramah.

Dokter itu mengangguk dan tersenyum. Beliau kemudian mengeluarkan sebuah catatan dan pulpen yang ada di tas kerjanya lalu mulai menanyai Nara tentang Zizan "Apa Zizan makan obatnya dengan teratur pagi, siang dan malam?"

"Tidak dok, tuan Zizan tidak mau memakan obatnya sedikitpun."

"Ah, dia masih batu seperti biasanya?"

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang