06. Try Again

928 52 6
                                    

Setelah kejadian kemarin, Nara sedikit kesusahan mengurus Zizan. Karena lelaki itu benar-benar tidak dapat menggerakkan tubuhnya sedikitpun. Bahkan untuk memandikan Zizan dan mengangkat Zizan ke atas kursi rodanya saja Nara meminta bantuan pak Rion.

Saat ini Zizan sedang duduk lemas di atas kursi rodanya tanpa dapat bergerak sedikitpun. Zizan saat ini sedang disuapi oleh Nara. Gadis itu menyuapi Zizan dengan pelan dan hati-hati, karena saat ini kondisi Zizan lebih buruk dari biasanya.

"Buka mulutnya tuan.."

Zizan dengan kondisinya yang lemah membuka pelan mulutnya. Keadaan lelaki itu benar-benar lebih buruk dari kemarin. Tubuhnya lebih terasa lemas dibanding kemarin. Kata dokter Kusuma itu efek obat yang diberikan dokter Kusuma. Tapi dengan kondisi yang seperti ini pemulihan Zizan akan sedikit lebih cepat.

Tidak ada topik yang diciptakan oleh Nara, gadis itu hanya fokus menyuapi Zizan. Karena Nara tau persis Zizan tidak mempunyai energi untuk sekedar menanggapi obrolan-obrolan darinya.

"Buka mulutnya lagi tuan." Kata Nara memberikan suapan demi suapan pada Zizan dengan instruksi. Selain kondisi Zizan yang saat ini sedang lumpuh keseluruhan, Zizan juga tidak dapat melihat sehingga Nara harus memberikan instruksi supaya Zizan tau bahwa sesendok makanan sudah berada di depan mulutnya.

Tok...tok...tok

Saat Nara sibuk menyuapi Zizan, pintu kamar lelaki itu tiba-tiba saja diketuk dengan pelan. Nara sontak menoleh ke sumber suara dengan kerutan di keningnya, seolah berkata "siapa yang ngetok?"

Tidak mau penasaran berlama-lama, Nara meletakkan piring sarapan Zizan di atas meja dan memilih beranjak menuju pintu. "Sebentar tuan." Kata Nara pada Zizan.

Gadis itu berjalan pelan menuju pintu, dan saat pintu itu dibuka, betapa terkejutnya Nara saat seseorang yang baru saja datang me rumah ini beberapa hari lalu tiba-tiba masuk menerobos ke dalam kamar Zizan. Ya, siapa lagi kalau bukan Skala.

BRAK!!

"ZIZANN!! LO GAPAPA?!!"

Keadaan kamar Zizan yang semula tenang kini mendadak rusuh dengan kedatangan Skala. Cowok itu berlari menuju Zizan dan menarik cowok itu yang semula tersandar lemas di sandaran kursi rodanya untuk bangun menegakan tubuhnya. Skala mengguncang-guncangkan bahu Zizan sambil menatap cowok itu dengan khawatir.

"ZAN LO GAPAPA KAN?!! SUMPAH GUE KAGET DENGAR KABAR LO DARI NYOKAP BOKAP LO! KENAPA BISA GINI ZANNN?!!" Skala semakin brutal dalam mengguncang bahu Zizan. Cowok yang saat ini dalam keadaan lemah itu hanya bisa meringis dan berkata.

"Shhhh lepas bangsat, lo mau ngebunuh gue apa?" Balas Zizan dengan hidung dan dahi yang saling mengkerut menahan nyeri dari guncangan Skala.

"Heh mas yang kemarin! Eh maksudnya heh Skala, tuan Zizan lagi sakit jangan diperlakukan seperti itu!!" Peringat Nara mencoba menghentikan Skala.

Skala yang baru menyadari kehadiran Nara yang tiba-tiba ada di disebelahnya langsung mendadak tenang bak bayi yang mendapat mainan. "Eh Nara. Hi." Skala reflek melepaskan tangannya dari bahu Zizan. Zizan yang dalam keadaan lumpuh pada seluruh tubuhnya langsung terhempas ke bawah saat bahunya di lepaskan.

Brukk

"Awshhh..." Ringis Zizan menahan sakit di pelipisnya.

ETHEREALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang