"Bukan urusan lo" jawab Raisa acuh.
"oke, sorry kalau misal gw kelewat batas tapi Sa apapun masalah lo, lo bisa bagi masalah lo sama orang yg peduli sama Lo".
Raisa hanya diam, orang yg peduli siapa? bahkan mamanya saja tidak peduli dengannya.
"Zam" panggil Raisa lirih.
"kenapa Sa?" jawab Azam memandangnya.
Raisa balik menatap Azam.
"Rumah lo mewah nggak" tanya Raisa."Rumah itu bukan soal gimana mewahnya, dimana letaknya, tapi gimana hal itu bisa buat lo ngerasa 'pulang' ".
Raisa semakin membisu mendengar jawaban Azam.
"Sa sorot mata lo keliatan banget kalo lo lagi nggak baik baik aja, mau butuh bahu buat sandaran nggak? bahu gw lebar banget kalo cuman buat sandaran" kekehnya.
Raisa meninju bahu Azam dan mencibir, tapi tak urung juga Raisa bersandar di bahu Azam.
Nyaman satu kalimat yg ada di benak Raisa.Azam mengelus rambut Raisa membiarkan Raisa menumpahkan kesedihannya dengan menangis, karena dimana pun Raisa, dia juga pasti butuh tempat dimana dia harus menetap dan singgah.
Raisa menegakkan tubuhnya dan mengelap sisa air matanya. Menatap mata Azam yg terpancar hanya ketulusan, dia bingung padahal dia baru beberapa kali bertemu dengan Azam tapi kenapa Azam peduli dengannya. selama ini yg peduli dengannya hanya Tita dan mungkin Nathan.
"Udah selesai nangisnya?" kekeh Azam.
Raisa hanya mengangguk.
"Mau tau rumah gw nggak" tanya Azam.
"Rumah gw nggak mewah si sederhana, tapi rumah gw nggak pernah bocor yg menumpahkan kesedihan. Gimana mau nggak?".
"Boleh"
Raisa hanya menjawab ala kadarnya, tapi Azam tau dari sorot matanya, Raisa berbinar.
Azam menggandeng tangan Raisa menuju motornya.
"Hari ini motor gw dah beres, tadinya gw pengen bantu ibuk gw jualan eh dia wa katanya dagangannya udh abis, pas gw pengen pulang malah liat lo" tutur Azam sambil memakaikan Raisa helm.
"Dah beres naik sini" titah Azam.
Raisa cukup terkejut saat tangan Azam menarik tangannya menyuruh melingkari pinggangnya .
"Biar cewek cantiknya ngga ilang" kekeh Azam.
Perjalanan menuju rumah Azam kurang lebih 15 menit, saat ini mereka sampai di rumah dengan halaman cukup luas, ada pohon mangga dan di bawahnya ada ayunan.
"Kak Az!!" teriak gadis cilik yg keluar dari rumah Azam.
Dia Aulia Maheswara adik dari Azam.
Azam memiliki keluarga yg lengkap, ayahnya bernama Deni, Sosok ayah yg sangat tangguh, penyayang, dan ibu bernama Dara, Kalau kalian tanya Azam bagaimana sosok ibu yg sempurna sudah pasti Azam akan menjawab ibuku paling sempurna dari para ibu di dunia ini.Azam memeluk Aulia dan menggendongnya.
"ihh kak Az bawa kakak cantik, turunin Yaya cepet kak Az". pekiknya.
Azam terkekeh lalu menurunkan adiknya.
Aulia berlari ke arah Raisa dengan pandangan berbinar.
"Kakak cantik namanya siapa? kok bisa sama kak Az yg celewet si, kak Az tu kalau ngomong udah kaya kaleng lombeng".
Azam yg mendengar celotehan adiknya melotot kan matanya, bagaimana adiknya bisa mendapatkan kosa kata seperti itu.
Raisa terkekeh dan menggendong Aulia, dia bisa merasakan kehangatan di rumah ini, padahal dia baru menginjakkan kakinya disini.
"Nama kakak Raisa cantik, kak Az emang cerewet tapi baik" ucap Raisa.
Dengan bangga Aulia menepuk dadanya.
"Kakak Yaya emang baik apalagi ganteng"."Ganteng dari mana?" tanya Raisa jahil.
"Ganteng dari luar dan dalem dong kakak cantik, hati kak Azam baik banget".
"Udah diem kalo kaya gini jadi Yaya yang mirip kaleng rombeng" sela Azam.
Aulia hanya mendengus.
"Eh ada tamu kok ngga kasih tau ibuk si zam kan biar ibu sambut dulu tadi" ucap dara.
Raisa yg melihat ibu Azam pun menyalaminya, Raisa mematung sejenak saat Dara mengelus rambutnya.
"Kebetulan ini kita makan dulu yuk" Dara menarik tangan Raisa menuju ruang makan, Aulia yg masih di gendongan Raisa pun tersenyum sumringah.
"Nah ini ayah Azam namanya ayah Dani, kamu bisa panggil kita kayak panggilan Azam ayah ibu, ibuk ngga keberatan malah seneng" tutur Dara.
Setelah bersalaman dengan Dani Raisa duduk di bangku yg di siapkan Dara tak sampe situ Dara pun mengambilkan nasi Raisa dan menawari ingin memakai sayur apa.
"Makan dulu nak" ucap Dani
Azam tersenyum melihat Raisa yg juga tersenyum, dia yg melihat Raisa kesusahan pun menarik adiknya dari pangkuan Raisa, dan menurunkannya di kursi samping Dara.
Semua yg melihat Aulia mendengus pun tertawa. Raisa merasakan kehangatan lagi setelah lamanya dia sendiri.
Halo everyone
Apa kabarrrr? semoga selalu baik yaaaMenurut kalian alur cerita ini gimana si? aku pengen buat karakter Azam tu yg kek baku gitu kalo ngomong aku kamu setelah aku pikir pikir ternyata rada gimana gitu, kadang kalo Nemu ide aku ga pandai nuangin ke kata' jadi gitu deh

KAMU SEDANG MEMBACA
AZAM MAHESWARA
Short StoryAzam hadir di kehidupan Raisa dengan tiba tiba. Azam membuat hidup Raisa kembali berwarna Azam yg mengajarkan banyak hal kepada Raisa manisnya kehidupan. Sejak saat itu Raisa tau bahwa di dunia banyak hal yg indah, nggak cuman luka, pahitnya aja. t...