Raisa membuka pintu tetapi saat memasuki rumahnya kenapa begitu sepi, berjalan ke arah ruang tamu dengan hati hati Raisa terkejut saat tiba-tiba ada yg menarik tangannya kencang.
" lepas Ma sakit" lirihnya.
Rina mama Raisa mendorong Raisa di tembok dan memegang lehernya.
"Ini hukuman kamu gara gara ga mau nolongin Luna"."Aku ga tau apa apa ma".
Mata Rina menggelap tangganya semakin mencekik leher Raisa.
"Nggak tau kamu bilang, kamu bodoh apa gimana kata Luna tadi dia lihat kamu lewat gudang dia manggil kamu Raisa tapi kamu acuh sama panggilannya".Raisa berusaha melepas tangan Rina tapi susah entah kenapa Raisa tidak mempunyai tenaga untuk melawan mamanya seperti biasa.
Rina menjedotkan kepala Raisa ke tembok berkali kali dan menjambaknya.
"Gara gara Kamu Luna masuk rumah sakit dasar anak nggak berguna, cuman Luna yg bisa bahagiain mama dengan prestasinya, cuman Luna yg selalu nurutin kemauan mama, Luna anak baik bukan seperti kamu anak pembangkang pembawa sial, rasain kamu"Hancur sudah hati Raisa selalu seperti ini rasanya, ingin melawan pun rasanya percuma dia hanya bisa menerima perlakuan mamanya.
Tidak sampai situ saja Rina menampar dan mendorong Raisa sontak jidat Raisa membentur pinggiran meja yg tajam.
"Mama nyesel punya anak seperti kamu Sa makin besar bukannya makin ngerti malah keluyuran, kamu sama Nathan itu sama aja sukanya keluyuran nggak jelas jarang pulang ke rumah, ngga usah pulang sekalian aja sana".
"Ma!!" teriak Raisa.
Mengusap air matanya yg turun.
"Asal mama tau Raisa juga ga mau punya mama kaya mama, mama tu egois selalu pengen di ngerti tapi nggak mau ngertiin orang"."Raisa capek ma selalu di tuntut mama buat sempurna tapi kemampuan Raisa udah stuck di situ ma" lirihnya.
Rina yg semakin geram pun menarik paksa rambut Raisa dan menyuruhnya berdiri.
"Kamu aja yg nggak mau usaha sa buktinya Luna selalu berhasil ngga pernah gagal emang kamu nya aja yg bodoh, ngga guna"."Terus aja ma terusss!" teriak Raisa.
"Raisaaa udah berani kamu neriakin mama! rasain ini" lagi lagi Rina menjedotkan kepala Raisa.
"Jangan coba coba kamu ngadu sama Nathan awas kamu" peringat Rina.
Setelah itu pun Rina pergi meninggalkan Raisa yg menangis.
"Tuhan Raisa capek, pantes aja bang Theo milih pergi" lirihnya.
Di saat seperti ini Raisa hanya butuh rumah untuk pulang, tapi rumah apa yg di maksud.
Raisa yg hendak menghubungi Tita diurungkan saat hpnya mati, karena hanya Tita sampai saat ini yg peduli terhadapnya, dia bisa saja langsung kerumahnya tapi dengan keadaan seperti ini Raisa tidak enak terhadap papa mamanya Tita, nanti malah berakhir Wiliam menelpon Nathan.
Taman.
Disinilah Raisa akhirnya dia memutuskan ketaman, entahlah Raisa hanya berjalan tak tentu arah sehingga dia tak sengaja mendudukkan diri di kursi bawah pohon.
Dari pada harus di rumah neraka itu pikirannya.Tak jauh dari situ ada Azam yg melihat sosok gadis yg akhir akhir ini ada dipikirannya, tapi buat apa dia ada disini, Azam yg penasaran pun menghampiri dan sesuai dugaannya ternyata Raisa.
"pertemuan pertama itu takdir, pertemuan kedua namanya kebetulan dan pertemuan ketiga berarti kita jodoh" ucap Azam dan langsung duduk di samping Raisa.
Raisa yg kaget pun hendak terjungkal kebelakang, untung reflek Azam bagus jadi dia menahan pinggang Raisa.
Raisa menepis tangan Azam, dia hanya diam tak berkutik.
"Lo tunggu disini bentar ya" cegah Azam.
"Mau kemana?" tanya Raisa heran.
Raisa yg ditinggal Azam pun kembali diam.Raisa melihat siluet Azam yg berlari kearahnya.
Azam ternyata membeli obat merah dan plaster.
"Sini agak deketan gw obati dulu luka di jidat lo".Raisa pun hanya menurut, memandangi wajah Azam, kenapa rautnya damai sekali pikirannya, apa Azam tidak punya masalah.
"Udah selesai, nih" ucap Azam sambil meniup luka di jidat Raisa.
"Biar cepet sembuh"."Thanks Zam".
"Kenapa bisa sampe luka gini bahkan lukanya dimana mana, leher Lo biru, tangan Lo juga merah, sebenarnya lo kenapa Sa?".

KAMU SEDANG MEMBACA
AZAM MAHESWARA
Historia CortaAzam hadir di kehidupan Raisa dengan tiba tiba. Azam membuat hidup Raisa kembali berwarna Azam yg mengajarkan banyak hal kepada Raisa manisnya kehidupan. Sejak saat itu Raisa tau bahwa di dunia banyak hal yg indah, nggak cuman luka, pahitnya aja. t...