“Hidup Pangeran Yoichi!”
Teriakan membara itu tidak ada lagi. Suara-suara mereka padam setelah kematian datang begitu cepat bahkan mereka tidak mendapat hak yang seharusnya—pulang. Yoichi telah gagal melindungi kerajaan dan menepati janji kepada saudara-saudara perang. Kekalahan yang didapat menjadi pukulan telak bagi kerajaan. Semua hancur, tidak ada lagi kerajaan Red Peace yang berdiri kokoh menunjukkan taring. Hanya dalam waktu tiga tahun namanya hilang bagai ditelan bumi.
Yoichi berjalan di atas tumpukan mayat, suara teriakan menggema meminta tolong membuat tubuhnya terpaku tidak bisa bergerak dan bau amis darah menusuk indra penciuman. Langit menggelap seiring burung-burung gagak terbang ke sana kemari setelah memakan tubuh-tubuh mayat yang tergeletak tanpa nama.
Bahu Yoichi bergetar tidak bisa lagi menahan tangis; air mata mengalir begitu deras. “Maaf, ini semua salahku. Maaf, aku telah gagal,” gumam Yoichi sambil terisak, tubuhnya terduduk dengan kepala menunduk dan tangan meremat tanah di bawah kakinya. Detik berikutnya pandangan menjadi gelap sehingga Yoichi membuka mata lebih lebar dan menyadari bahwa ia berada di atas ranjang beralaskan jerami; ini masih tempat yang sama—tempat di mana Yoichi pertama kali dibawa kemari tiga tahun yang lalu.
Tempat ini bernama Blue Paradise yang merupakan tempat tahanan para penjahat kerajaan Blue Lock bahkan bisa disebut sebagai rumah bordir, bukan tempat sembarang karena hanya para penjahat kelas atas yang ditahan di tempat tersebut seperti tahanan perang, pengkhianatan kerajaan, mata-mata dan lainnya—tidak hanya tempat ini juga merupakan tempat di mana para tentara Blue Lock dapat membalaskan dendamnya atau melepaskan hasrat dengan cara menghina para tahanan perang. Benar-benar bukan tempat yang indah untuk dikunjungi karena setiap hari akan selalu terdengar suara cambukan yang keras atau suara erangan-erangan menyakitkan bertarung dengan erangan kenikmatan para pengunjung.
Peluh membasahi hampir seluruh tubuh Yoichi, ia menghela napas lelah terus mengalami mimpi buruk yang sama di setiap malam, rasa penyesalan masih terus melekat dalam darah dan daging membuat ia tidak akan pernah bisa lupa sampai mati.
Yoichi menoleh ke sisi kiri terdapat celah kecil pada dinding yang memancarkan cahaya pertanda bahwa fajar mulai menyingsing sehingga Yoichi pun bangkit, merapikan jubah usang yang menutupi tubuh telanjangnya lalu melangkah menuju bilik kamar mandi yang hanya menyediakan satu ember air kekuningan berbau mesiu. Meski bukan air yang bagus tetapi Yoichi tidak mengeluh dan tetap mandi seperti biasa.
Setelah selesai, Yoichi duduk di depan meja kayu menghadap pintu menebak-nebak ada tamu macam apa lagi yang datang ke ruangannya. Tangannya memainkan sebuah gelas kecil yang kosong diletakkan di atas meja kayu. Detik demi detik Yoichi hitung dalam hati, ada sedikit kebahagian karena tidak kunjung juga ada tamu yang datang ke ruangan sampai-sampai sudut mulut Yoichi terangkat.
Namun, senyuman yang baru terangkat itu harus kembali turun ketika melihat tanda merah menyala di dekat pintu dan pintu dibuka perlahan menampilkan seorang dengan rambut blonde dan ujung berwarna biru memasuki ruangan, terdapat tato bunga yang tampak jelas di lehernya mengintip dari jubah hitam berlapiskan sulaman emas, sementara tangannya yang memegang ujung pedang yang tersampir pada sisi tubuhnya terdapat pola tato mahkota yang menjadi lambang kerajaan Blue Lock. Sekali lihat Yoichi dapat tahu jika orang yang mengunjungi ruangan kali ini adalah Pangeran Michael Kaiser.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Paradise | KaiSagi
FanfictionBlue Paradise adalah sebuah rumah bordir yang menyediakan budak pelacur rampasan perang. Tempat paling hina. Namun, juga sangat populer di kalangan para tentara perang, mereka bisa datang untuk membalas dendam, melepaskan hasrat yang telah terpendam...