2) Yang Mulia Jangan Melihat ke Belakang

2.6K 168 4
                                    

Sudah lebih dari dua tahun Michael tidak pernah kembali lagi ke istana kerajaan karena selama dua tahun itu ia habiskan waktunya di barak timur kerajaan yang begitu jauh—butuh waktu sampai satu minggu dari sana ke ibu kota menggunakan kereta kuda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lebih dari dua tahun Michael tidak pernah kembali lagi ke istana kerajaan karena selama dua tahun itu ia habiskan waktunya di barak timur kerajaan yang begitu jauh—butuh waktu sampai satu minggu dari sana ke ibu kota menggunakan kereta kuda. Kali ini ia kembali; membuat ratu merasa senang hingga menyiapkan sebuah pesta penyambutan, para pejabat kerajaan, para bangsawan sampai masyarakat kalangan bawah diundang untuk memeriahkan.

Usut punya usut ratu juga mengundang banyak gadis cantik yang akan dipilih sebagai permaisuri dan beberapa selir untuk Michael. Sebagai putera sah satu-satunya; ratu memiliki harapan besar terhadap Michael yang akan menjadi penerus raja berikutnya.

Para pelayan telah menyiapkan sarapan meja makan sebelum anggota kerajaan memasuki ruangan. Orang yang pertama kali duduk adalah raja diikuti ratu dan juga Madison yang merupakan anak haram hasil ketidaksengajaan raja dengan seorang pelacur gila. Dia lima tahun lebih tua dari Michael, meski pun merupakan anak haram tetapi Michael tidak pernah memperlakukan Madison dengan buruk, ia memperlakukan Madison layaknya kakak kandung sendiri sehingga Madison bisa dengan bebas berkeliaran di istana kerajaan.

Raja tersenyum ketika melihat Michael sudah duduk, sambil menikmati sarapan raja berkata, “Michael, kamu sudah lebih dari cukup memimpin ketentaraan. Saat ini kami berharap kamu tetap berada di kerajaan—berperilaku layaknya pangeran, urusan ketentaraan kamu tidak usah risau kerajaan kita memiliki banyak jenderal yang luar biasa.”

Michael hanya terdiam tidak menyetujui atau pun mendebat ucapan ayahnya, dia hanya bisa berharap dapat melewati sarapan dengan cepat karena jujur saja setelah sekian lama jauh dari kerajaan Michael merasa canggung untuk berbicara dengan orang tuanya ... terlebih jika harus membahas perihal urusan kerajaan atau pernikahan—selama di barak, ia selalu mendapat surat dari mereka dan isinya selalu sama—hal-hal yang tidak disukai oleh Michael.

Setelah sarapan usai, Michael pergi ke halaman belakang; berkeliling sambil melihat pohon-pohon menjulang tinggi membuat ia teringat dulu selalu membaca buku di sana, terkadang juga pergi ke rumah kaca untuk sekedar menikmati teh di sore hari. Rutinitasnya sebelum memasuki ketentaraan terbilang sederhana dan cukup membosankan, tidak ada ketegangan marabahaya yang dapat mengancam jiwa.

Namun, langkah Michael terhenti di depan sebuah pohon besar dengan daun berwarna merah. Pohon yang sangat mencolok dibandingkan dengan pohon-pohon lain di sekitar. Daunnya yang semerah darah berjatuhan tertiup angin. Tangannya terulur memegang batang pohon yang kuat tersebut, sudah lama sekali ia tidak melihat pohon berdaun merah. Dulu pohon berdaun merah dapat ditemukan di setiap daerah yang ada di kerajaan Red Peace tapi sekarang pohon tersebut telah menjadi pohon yang langka setelah kehancuran kerajaan tersebut.

Pohon berdaun merah sebagai lambang negara tersebut, setelah kerajaan hancur maka pohon tersebut ikut hilang. Mungkin satu-satunya pohon berdaun merah yang masih hidup adalah pohon yang ditanam di halaman belakang kerajaan Blue Lock. Pohon yang ditanam langsung oleh tangan Michael Kaiser sewaktu masa remaja.

Blue Paradise | KaiSagi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang