*****
Di tengah hutan dengan cahaya purnama merah menciptakan kegelapan hutan yang tergenang oleh air merah yang mencemaskan. Di tengah-tengah gemuruh jeritan sekarat dan tiupan angin liar dari selatan, suasana medan perang di malam musim dingin terasa begitu mencekam, seolah-olah alam itu sendiri merintih dalam kegelapan.
Namun dua belas siluet anggun berdiri di antara awan gelap yang seolah-olah sebagai penjaga semesta yang menghadapi kegelapan. Aurora yang memancar dari tubuh mereka, memperlihatkan kekuatan dan semangat yang membara di medan perang yang gelap gulita.
Seorang gadis, pemimpin kedua belas bintang, melihat pemandangan yang mengelilinginya. Di sekitarnya terhampar pemandangan yang mengenaskan dimana mayat-mayat berserakan dalam keadaan tragis, genangan darah yang berceceran, bau menyengat yang menusuk hidungnya, dan raungan kesakitan yang terus bergema di telinganya. Gadis itu menundukkan kepala, memejamkan matanya, sementara tangannya menggenggam erat pedangnya. Dia berjuang untuk menahan gelombang emosi yang meluap dalam dirinya. Dalam hatinya, membara oleh kemarahan mendalam terhadap kedua orang yang bertanggung jawab atas semua kekacauan ini.
Ia membuka matanya. Menarik dan mengayunkan pedangnya ke arah lawan yang tapat berada di belakangnya.
SRETT.. Darah musuh mengalir hangat di tangan Wisteria yang terulur.
Matanya terarah tajam ke arah kejauhan, memicu keinginannya yang tak terbendung untuk menaklukkan apa pun yang menghadangnya. "Minna kita harus tetap bertahan!!" serunya.
Kesebelas gadis itu melirik sekilas. Semangat mereka meningkat. "YA!!"
TAP...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twelve Maidens Revived
FantasyBerabad-abad yang lalu, sebuah pertempuran epik mengguncang dunia yang menggugurkan dua belas gadis yang memiliki kekuatan luar biasa. Dalam bayang-bayang kekacauan, mereka terjebak dalam konspirasi kelam yang membuat mereka jatuh satu per satu, ing...