Bab 3 - Bertemu Sensei

1 1 0
                                    

ooOOoo

    Pagi itu, setelah kejadian aneh yang menimpa mereka kemarin sore, kini mereka sedang menatap takjub pada pemandangan di depan mereka. Pemandangan lapangan rumput hijau dengan udara yang sangat segar.

Kesembilan gadis itu melangkah keluar dari pintu kemana saja, salah satu barang yang mereka dapatkan kemarin. Mereka menjejakkan kaki mereka diatas lapangan luas tersebut. WUSH... angin berhembus menerpa kulit mereka yang menambah kesan keindahannya dan membuat mereka tak henti-hentinya memuji dan menatap pemandangan itu dengan berbinar.

Kesembilan gadis itu memejamkan matanya, merentangkan keduanya, merasakan terpaan angin ke tubuhnya. Namun tiba-tiba seru seseorang dari kejauhan, "HEI KALIAN!!"

Mereka menoleh, melihat Sferabot yang terbang menghampiri mereka sambil melambaikan tangannya. Bulu kuduk Kesembilan gadis itu tiba-tiba meremang, mereka dengan susah mereka meneguk air liur melihat Sferabot yang tengah memasang mode garang. Siap menerkam mereka detik itu juga. "Kenapa kalian lama sekali? Kami sudah menunggu kalian sejak tadi!!" bentaknya

'Dia menyeramkan!!' batin kesembilan gadis horor.

Mereka tidak mengerti. Mengapa makhluk besi itu memiliki aura yang sangat mengerikan dari terakhir mereka temui. Padahalkan dia itu terbuat dari besi.

Mega mengusap tengkuknya, tersenyum kikuk. "Uhm.... Maafkan kami.. tadi sebelum kemari kami ada u..urusan sebentar." jelas Mega gugup. Ia merasa bersalah. Ini semua karenanya. Jika saja ia tidak membantu nenek-nenek menyebrang mungkin mereka tak akan dimarahi. Namun dia tidak bisa menghiraukannya begitu saja. Ia tak bisa melihat seseorang yang sedang kesusahan di depan matanya sendiri.

Sferabot memicingkan matanya. Lalu menghela nafas,"Kalian ini.. ok lah. Untuk kali ini aku beri toleransi. Tapi, lain Kali jangan diulangi lagi." katanya tegas.

Mereka mengangguk, "Ya." lirihnya.

Sferabot menghela napas, "Ok sekarang kalian ikuti aku. Mereka tengah menunggu kalian disana." katanya lalu pergi ke suatu tempat yang diikuti oleh kesembilan gadis itu dari belakang.
.
.

Di hantaran rumput hijau, terlihat sekumpulan orang tengah berbincang- bincang. Seorang pria bersurai coklat dengan hiasan besi di wajahnya - Yamato duduk dibawah pohon bersama dengan delapan orang lainnya. Pria itu menangah, menatap langit yang cerah, "Apa mereka bisa beradaptasi dengan cepat?"

Ketiga orang lainnya menatapnya. Wanita bersurai raven hitam dengan pakaian kimono merah - Kurotsuchi yang berada di depannya mendengus. "Kurasa begitu. Bukankah Sferabot telah mengatakannya? Kalau mereka adalah anak-anak yang cerdas."

Sedangkan Kakashi - pria bersurai perak dengan gaya melawan gravitasi tersenyum dibalik maskernya.

Tak jauh dari mereka tepatnya di kumpulan batu besar. Pria bertubuh kekar, berkulit hitam, dan berjubah putih panjang - A melirik sekilas Kurotsuchi dengan wajah yang tertekuk.

Seorang wanita bersurai coklat panjang dengan pakaian biru panjang dengan bagian dada dan bahu yang terlihat - Mei Terumi menyeringai, "Ada apa dengan wajahmu Raikage-sama?" ejeknya

A atau nama kehormatannya Raikage itu berdecih. "Cih dimana mereka? Ini sudah cukup lama kita menunggu."

"Bersabarlah Raikage-sama." kata kata seorang pria tua bertubuh kecil, dan berhidung besar - Oonoki.

Sedangkan pria bersurai merah bata bertato 'Ai' didahinya - Gaara menatap mereka tanpa minat. Lalu dia memalingkan wajahnya ke samping. Dengan wajah datar, pria itu melihat siluet kesembilan gadis bersama robot orange yang mereka kenal adalah Sferabot berjalan mengarah ke mereka.

The Twelve Maidens RevivedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang