""Manusia adalah makhluk yang perkasa, karena kita memiliki kemampuan untuk merubah diri kita sendiri."
Saitama, One Punch Man
ooOOoo
Sherly menguap, 'Hoam... mengantuk.' batinnya mengeluh.
Gadis itu menatap bosan pada guru yang sedang menjelaskan materi Phytagoras didepan selama 30 menit. Ia benci yang namanya matematika, Karena pelajaran itu membuat otaknya harus berkerja lebih keras.
Sherly tiba-tiba termenung dan tersenyum sendiri mengingat beberapa hari yang lalu, dimasa mereka sedang berlatih. Tak terasa sudah hampir tiga bulan mereka melakukannya. Dan sudah beberapa kali mereka menjalankan misi, meski beberapa dari misi adalah misi tidak berguna. Seperti misi menangkap kucing holang kaya dan lainnya.
Pak Halim yang telah selesai menjelaskan materinya berbalik dan bersiap bertanya, namun matanya tak sengaja melihat Sherly yang melamun. Pria itu melempar spidol yang ia pegang dan mengenai kepala Sherly.
"Aduh.." rintih Sherly. Ia memelototi siapa yang melempar namun ketika melihat wajah pria itu ia tercengang dan nyalinya jadi ciut.
Teman-teman sekelas mentertawakan Sherly.
"Apa yang kau pikirkan sampai tertawa sendirian seperti orang gila Sherly? Apa kau tidak mendengarkan penjelasan dari bapak?"
Bulir keringat membasahi pelipisnya, "Anu... Itu..." Sherly gelagapan. Ia menyiratkan pada teman sebangkunya - Rere untuk membantunya. Namun temannya hanya terkekeh tanpa ada niatan membantu.
Pak guru memicingkan matanya menunggu jawaban Sherly Sampai..
Sasha
Rival Sherly"APA??!!" pekik Sasha tiba-tiba. Salah satu siswi yang duduk dibangku pojok belakang. Lia teman sebangkunya menutup kedua telinganya.
Teriakan Sasha membuat mereka semua terlonjak kaget. Terutama untuk Tio yang sedari tadi tidur. Dia jatuh dengan tidak elitnya karena saking kagetnya. Teman-teman nya tertawa melihat tingkah konyol Tio.
Pak guru menatap Sasha, lalu menghapirinya.
"Ada apa Sasha?" tanyanya.Mereka semua menatap Sasha.
"Hm.. I..itu..a..Ano.. hm.. apa.. ya.." kata Sasha gugup.
"Hm?" pak guru semakin menatapnya intens.
"I.. Itu pak sa..saya..saya.." kata Sasha gugup. Matanya melirik Lia memberi kode untuk membantunya. Namun, sayangnya Lia tak mengharukannya. Melihat teman bangkunya tak merespon, membuat Sasha kesal. Mau saja dia memukulnya, namun suara pak guru menghentikannya.
"Cepat katakan!"
"Ish..Lia bantu gua napa?" Sasha berbisik mencoba mendesak Lia untuk membantunya.
"Kenapa? Lu yang teriak kenapa gua harus kena?" kata Lia tak terima mengikut sertakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twelve Maidens Revived
FantasiaBerabad-abad yang lalu, sebuah pertempuran epik mengguncang dunia yang menggugurkan dua belas gadis yang memiliki kekuatan luar biasa. Dalam bayang-bayang kekacauan, mereka terjebak dalam konspirasi kelam yang membuat mereka jatuh satu per satu, ing...