Ch 21

385 29 6
                                    

"Sayang makan dong"

"Gak mau! Maunya makan mangga!"

"Yakan sarapan dulu nanti ku beliin mangga yang banyak"

"Gak mau ya gak mau!"

3 hari mendekati hari pernikahan kini zhongli mulai menginginkan hal hal yang tidak karuan, dari ia ingin mangga di jam 6 pagi, ingin melihat anak orang nangis dan lain lain. Mungkin inilah sisi zhongli yang membuat childe sedikit pusing

"Sayang... Dedeknya biar makan nasi dulu ya? Nanti kalau sakit kan kasihan kamu sama dedeknya, ya?" Ucap childe mencoba membujuk pacar- eh salah, calon istrinya untuk makan sarapan terlebih dahulu

"Tapi kan... Mau mangga..." Rengek zhongli manja kepada childe

"Iya sayangku... Habis makan kita langsung beli ya?"

"Janji ya?" Menunjukkan jari kelingkingnya kepada childe

"Janji" ucap childe sembari mengkaitkan kelingkingnya dan kelingking zhongli, seketika zhongli tersenyum dan mau membuka mulutnya untuk makan. Tentu saja diberi suapan oleh childe sendiri.

"Kakak!!! Ibunya kak zhongli Dateng!!"

"Eh?! Suruh kesini ajaa!! Zhongli disini kok!"

Tidak menunggu lama ibu zhongli datang ke kamar childe dan membawa beberapa makanan

"Hallo zhongli"

"Ibu!!" Kata zhongli dan beranjak dari kasur lalu memeluk ibunya, sang ibu tentu membalas pelukan sang anak

"Zhongli... Ibu bawain beberapa makanan ringan sama mangga, pasti kamu mau kan?" Tanya ibunda zhongli

"Mau mau!! Zhongli lagi pengen mangga, ibu tau aja"

Childe yang melihat tingkah ibu dan anak itu hanya tersenyum saja, ia bersyukur ibu mertuanya datang dengan membawa mangga jika tidak diperjalanan saat membeli mangga childe pasti kenal omel oleh zhongli

"Ib-" saat hendak memanggil ibu mertuanya ia melihat anak laki laki yang tinggi badannya jauh lebih pendek dari dia, ia memiliki rambut hitam namun ada perpaduan warna hijau. Childe seketika diam, ia mengenali anak ini

"ELU?!!" Ujar mereka berdua secara bersamaan, sontak membuat zhongli dan ibunya kaget

"Eh? Ada apa?" Tanya zhongli

Xiao, keponakan zhongli yang ikut menghantarkan bibinya pergi kerumah childe namun ia tidak tahu bahwa rumah besar ini adalah milik childe. Xiao berlari menghampiri sang kakak tersayangnya dan memeluknya erat

"Apaan maksud lu?" Ujar childe geram

"Gosah dekat dekat kak zhongli! Jauh jauh lo!" Ujar xiao sambil memeluk zhongli yang kebingungan

"Heh! Enak aja, asal lo tau ya! Zhongli dan aku akan menikah juga zhongli sedang hamil anak aku" ujar childe dengan diiringi tawaran mengejek

"Sialan Lo! Hamilin kak zhongli diluar nikah! Sini Lo!!!" Saat hendak maju xiao ditahan oleh zhongli dan juga childe yang ikutan maju juga ditahan oleh (name), siapa sangka jika (name) sudah ada disana sejak tadi

"Kalian ini kenapa?" Tanya zhongli

"Kami musuhan!" Ujar mereka bersamaan

Zhongli yang pada masa kehamilannya ini emosinya lebih sensitif ia langsung berteriak dan marah pada mereka berdua

"Kalian berdua pergi dari kamar ini!!!!!"
Teriak zhongli dan dibantu oleh (name) ia menyeret keduanya keluar dari kamar itu

Dengan secara kebetulan mama childe lewat dan melihat childe dikeluarkan dari kamarnya

"Ara~ dikeluarin, hahaha" ejek sang mama dan berlalu pergi

"Yelah mama ga asik" ujar childe

"Gara gara Lo sih!" Ucap xiao menyalahkan childe

"Elo tuh! Ngapain kesini segala?!" Ujar childe tak mau kalah

"YA GARA GARA ELO HAMILIN KAK ZHONGLI, KURANG NUTRISI OTAK LO!"

"SUKA SUKA GUE LAH! PACAR GUE, NYARI RIBUT LO?!"

"EMANG!"

Mereka seketika baku hantam dan dengan cepat dilerai oleh para maid dan penjaga

Kamar

"Nak... Kenapa childe dimarahin?" Tanya sang ibunda

"Lagian siapa suruh ribut dikamar, sekalian aja mereka berantem diluar" ujar zhongli yang masih geram dengan mereka berdua

"Kak zhongli... Sabar yaa..." Kata (name) menenangkan

Zhongli dengan helaan tidak ikhlas menuruti perkataan (name)

.
.
.
.
.
.
.
.





















































Hari demi hari kini sudah sampai pada waktu dimana acara pernikahan akan di laksanakan. Zhongli, kini duduk di depan meja rias pengantin. Ia mengenakan pakaian adat China, nampak begitu cantik dan elegan memakainya. Ia menutup matanya menunggu riasan selesai, begitu ia membuka matanya ia sangat pangling pada dirinya sendiri.

"Ini aku?" Tanya zhongli pada dirinya sendiri

"Iyaaa kak zhongli, kakak terlihat cantik dan sempurna!" Ujar (name) memberi pujian kepada calon kakak iparnya

Saat ini ibu zhongli masuk ke ruangan rias pengantin ia dapat melihat betapa cantik dan sempurnanya anaknya. Kulit putih mulus, bibir merah merona alami dan bulu mata lentik membuat diri zhongli memiliki ciri khas sendiri.

"Ibu?" Zhongli memanggil ibunya yang tampak terkagum dengan anaknya sendiri, sang ibunda langsung menghampiri anaknya

"Zhongli... Kamu indah sekali!" Puji sang mama kepada anaknya. Membuat sang anak tersenyum gembira mendengar penuturan sang ibunda

"Terima kasih ibu" ujar zhongli senang

Tiba tiba pintu dibuka oleh kru acara pernikahan, ia berkata

"Tuan, nona dan nyonya. Acara resepsi agar segera digelar 10 menit lagi, mohon segera menuju pintu pembukaan altar pernikahan" ujar salah satu kru pernikahan

"Ibu..." Ucap zhongli khawatir

"Gak apa sayang, ayo cepat. Nak childe pasti menunggu" ujar ibunda zhongli

Zhongli tersenyum dan mengangguk. Mereka segera menuju altar dan menunggu acara dimulai, zhongli tampak gugup namun dia harus tetap berusaha tenang.

"Pengantin pria memasuki ruangan"

Setelah lagu bergema pintu dibuka dan memperlihatkan zhongli dengan baju elegan berwarna putih serta kulit putihnya yang terkena sorot lampu memberi kesan sangat sangat indah. Childe yang melihatnya terpana, sungguh dia tak menyangka akan menikahi seorang malaikat.

Zhongli perlahan memasuki ruangan dengan diiringi anak anak menebar bunga, banyak pasang mata melihat keindahan zhongli dengan kagum. Zhongli datang tepat di samping childe dan mengulurkan tangannya tentu zhongli langsung menerimanya. Dengan ini mereka mengucapkan janji suci cinta kasih mereka dengan kebahagiaan tiada tara.

"Dengan ini saya resmikan kalian berdua menjadi suami istri"

Seketika ruangan penuh dengan sorakan bahagia dari pengunjung yang datang. Childe menangis bahagia karena menikah dengan seorang malaikat berhati baik. Zhongli melihatnya dan tersenyum bahagia.

"Akhirnya sayang... Akhirnya..." Ujar childe bahagia, zhongli hanya mengangguk dan tersenyum manis memandang childe.









TBC...

My SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang