Ch 20

554 39 8
                                    

"Sayang?"

Zhongli menoleh, mendapati kekasihnya yang memasang wajah takut itu mendekati dirinya. Childe meringkuk memeluk tubuh zhongli yang terbaring di atas kasur, ia menangis seperti anak bayi

"Hiks... Sayang... Maaf... Maaf" childe mengucapkan kata maaf berulang ulang kali, sedangkan zhongli hanya diam saja dan mengelus pelan kepala sang kekasih

"Childe... Aku yang seharusnya minta maaf, aku tidak bilang kalau akan bertemu seseorang hingga kamu jadi seperti ini" ujar zhongli namun segera dibantah oleh childe

"Tidak! Ini salahku hiks... tidak seharusnya aku melakukan ini padamu... Hiks.. maaf..." Air mata childe turun membasahi selimut yang dikenakan oleh zhongli, dengan sigap zhongli mengelus elus pipi kekasihnya berniat agar ia tidak menangis lagi

"Ehm... Iyaaa aku maafin childe, jangan nangis ya?" Childe bukannya diam malah semakin nangis, ia masih heran kenapa dirinya bisa sekejam ini dengan kekasihnya yang memiliki hati nurani

"Huee... Zhongli hiks... Jangan gini... Marahin aku!! Marahin aku!!" Rengek childe membuat zhongli sedikit merasa heran, ada apa dengan anak ini?

"Huftt... Sejujurnya aku masih sakit hati dengan apa yang kamu ucapkan kepadaku"
Childe diam sejenak karena pernyataan zhongli

"Aku bilang apa?"

"Jalang" childe diam lagi, lalu dengan sekali helaan ia kembali menangis lebih kencang daripada tadi

"Huee!!!! Aku jahat sama zhongli!!! Ga mau ga mauuu!!! Sayangku itu baik bukan jalang hiks... Hueeee!!"

'ini yang sakit siapa yang nangis malah siapa' batin zhongli lelah

"Jangan nangis sayangku..." Ucap zhongli dan menarik kepala childe mendekat lalu mencium keningnya dengan lembut

"Hiks... He'eh aku gak nangis hiks.."

"Udah yaaa udah...."

"Hiks... Maafin semua kesalahanku zhongli, aku cemburu kamu deket sama yang lain ta-tapi hiks.. aku keterlaluan" rengek childe

"Udah ya sayang gak apa, aku maafin"
Ujar zhongli dan menghapus air mata kekasihnya

"Aku laper pengen makan" celetuk zhongli

"Ehm? Sayangku ingin makan apa?" Tanya childe pada zhongli yang nampak sedang memikirkan makan apa

"Ehm... Aku mau steak Boleh?"

"Boleh sayang, apapun untuk zhongli. Bentar ya sayang aku pesenin"

"Eum!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari demi hari kondisi zhongli semakin membaik, kini ia bisa berjalan dengan normal. Kabarnya nyonya tsaritsa mendengar kabar ini pun murka dan memarahi childe habis habisan, tentu childe menerima amarah sang mama. Senakal nakalnya childe ia masih takut dengan mamanya sendiri.

1 bulan berlalu zhongli merasa aneh dengan dirinya sendiri, kadang ia moodyan dan ingin makan sesuatu yang baru. Sering kali zhongli ini muntah muntah hingga membuat mama childe ini menduga duga

"Childe, antar zhongli ke rumah sakit. Ia seharian ini muntah terus, makanan yang ia makan selalu ia muntahkan. Cepat kamu bawa ke dokter" perintah sang mama

"Baik mama, childe juga khawatir tadinya mau childe bawa ke dokter tapi zhongli selalu menolak" ucap childe

Childe pun berjalan ke arah kamarnya dan membuka pintunya, mendapati sang kekasih sedang duduk dan membaca novel yang dibelikannya

My SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang