Cesya 18 tahun
Menghela napas panjang sembari menjatuhkan dahi keatas meja. Cesya dari tadi hanya bermain main, tidak mendengarkan penjelasan guru. Bagaimana tidak bosan, guru ips dia sangat menjengkelkan, menjelaskan tentang ini dan itu tanpa henti, telinga nya serasa panas dan akhirnya kegabutan melanda seorang Cesya Narenda.
"haaaa.... kapan ni guru selesai ngomongnya. Mudeng kagak pusing iya" batin Cesya dengan posisi dagu diatas meja sambil memandang seorang wanita paruh baya bertubuh gemuk dengan kacamata oval diwajahnya.
"hmm...ngomong ngomong, sudah 3 tahun semenjak Kai datang kerumah. Padahal 3 tahun lalu dia hanya anak kurang gizi, tapi kenapa sekarang dia menjadi seorang pria" lanjut Cesya tiba tiba teringat dengan anak kecil 3 tahun lalu yang dia pungut didalam gang. Kini anak itu telah tumbuh menjadi seorang pria dewasa dengan paras yang tidak main main. Bahkan para gadis tergila gila padanya.
Saat ini usia Kai menginjak 15 tahun, namun itu hanya karangan Cesya. Krna saat Kai ditanya tentang umurnya oleh Cesya dia hanya menjawab 1038. Apa tidak salah memiliki umur bukan 2 digit tapi 4 digit, 3 digit saja orang itu pasti sudah sangat tua, dan ini malah sampai 4 digit. Pikiran Cesya tentang jawaban Kai membuatnya berpikir bahwa otak Kai geser.
Nyatanya tidak, awal dia hanya berpikir anak kecil didepannya hanya seorang bocah yang tidak tahu apa-apa, padahal anak didepannya adalah bencana baginya dimasa depan, tapi Cesya tidak mengetahuinya. Baginya Kai adalah anak yang polos bak kertas, dia menyayangi Kai layaknya seorang kakak. Melindungi Kai adalah prioritas utama setelah Kai masuk kedalam hidupnya. Krna kasih sayang yang lebih besar dari pada percaya dengan kenyataan, Cesya tidak mengetahui alasan sang paman mati mengenaskan saat tengah menuju rumahnya, adalah perbuatan Kai.
.
.
"kira kira sedang apa dia saat ini" memiringkan wajahnya.
***
Situasi yang sama dengan tempat yang berbeda, Kai, anak yang disebut-sebut oleh Cesya tengah memandang buku tulis miliknya. Diatas kertas terdapat sebuah foto, dan foto itu adalah Cesya yang tengah tersenyum. Mata elangnya memandang foto yang terpasang didalam lembaran kertas.
"Cesya, kakakku, milikku" batin Kai mengusap foto Cesya tepat di bibirnya yang tengah tersenyum, dengan sorot mata penuh gairah, dan sudut bibir yang terangkat membentuk sebuah senyuman.
disisi lain.
"ugh! kenapa setiap pelajaran, tubuhku tiba-tiba merinding" batin Cesya saat tubuhnya tiba-tiba merasa dingin, padahal suhu saat ini lumayan panas.
***
"baiklah anak-anak, selamat istirahat" ujarnya lalu pergi dari kelas 12 IPS 2.
"Ya selamat pergi bu~" balas Cesya senang, saat waktu istirahat telah tiba. Akhirnya penderitaan dirinya telah pergi, bersamaan dengan bu dwi meninggalkan ruang kelas.
drret.
Berdiri dari bangku, lalu meregangkan tubuh dengan ekspresi senang. Setelah bu Dwi meninggalkan kelas, semua para siswa dan siswi ikut pergi meninggalkan kelas.
Saat tengah meregangkan tubuh, tiba-tiba ada orang yang menghampiri dirinya.
brak.
Tubuh Cesya terlonjak kaget, saat meja nya dipukul oleh seseorang.
"Cesya, makan bareng, tunggu aku" ucap seorang siswa tiba-tiba pergi setelah mengatakan kalimat ambigu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak, Kau Milikku
Romance"Mereka bertindak seolah-olah tau segalanya tentang diriku, dan itu sangat menjijikan" -Kai Erson - "Tidak perlu memaksa, krna hati yang tulus akan selalu ada walau kau telah pergi" -Cesya Narenda . . . Klo penasaran baca aja ya Beberapa Bab S1 udh...