Calix

339 33 2
                                    

Malam yang ingin mendekati fajar dimana kedua makhluk setengah manusia itu tengah memandang satu sama lain dg tatapan kesal. Suasana diantara mereka bagai coretan tak beraturan, membuat semakin runyam.

Berdiri "haa... padahal kita sudah lama tidak bertemu, tp kau sangat kasar pada pertemuan kita. Aku merasa kecewa padamu, Ka" ucap manusia serigala putih pada Kai.

menatap jengkel makhluk didepannya "kenapa? apa kau sudah gila krna tidak bisa menjadi putra mahkota? Calix adikku" tersenyum remeh pada Calix.

Menggertakan giginya kesal "kau pikir aku datang kesini tanpa persiapan? aku datang dengan perintah ibu untuk menangkap penghianat sepertimu" balasnya ikut memasang senyuman.

"krna itu-"

"hahahahahhaha...ha.ha"

"pasti kau datang kesini bersama mereka, karena kau tidak yakin bisa menangkapku sendiri" menatap remeh Calix.

"...aku tidak peduli apapun omong kosongmu, tp yang jelas aku akan membawamu pergi menemui ayah agar mata si*lanmu bisa menyembuhkannya"

Seketika wajah Kai menjadi datar, diikuti tatapan mata yang menjadi tajam menatap Calix.

"omong kosong, b*jingan tua itu adalah ayahmu bukan ayahku" menatap tajam Calix dg mata merahnya.

"jika kau tidak mau pergi denganku baik-baik maupun secara paksa, aku akan mengganggu manusia yang selalu kau tempeli" mengukir senyum miring.

Melolotkan mata mendengar kalimat yang ditujukn pada Cesya, sontak Kai dg cepat mendekat pada Calix.

grep.

"b*jingan sebenarnya apa maumu" tersorot tatapan ingin membunuh dari mata merahnya sembari mencekik leher Calix.

"..." memasang ekspresi kesakitan.

Memegangi pergelangan tangan Kai lalu menariknya dengan kasar sampai telapak tangan yang melingkar pada leher terlepas. Bersamaan dengan ditariknya pergelangan Kai, tertinggal luka akibat terkena kuku tajam Kai.

srat!

"tenang lah Ka. Aku bahkan baru mengatakan manusia" merasa kesal saat Kai tiba-tiba menyerangnya.

"jika kau berani menyentuhnya seujung rambut saja, saat itu juga aku akan membunuhmu walau harus bermusuhan dengan para serigala si*lan itu" semakin emosi pada Calix, sampe otot kening dan lehernya terlihat.

"wah tak kusangka seorang Kai Lister yang malas berurusan dengan serigala, dengan mulutnya sendiri mengatakan tidak peduli jika berurusan dengan para tetua" menatap tak percaya Kai. "segitu sepesialnya dia bagimu Ka?" mengangkat sudut bibirnya tak habis pikir.

"jika kau sudah paham maka enyahlah dari hadapanku, kalau perlu dari dunia ini juga" menatap tajam Calix.

"tidak mau" menantang Kai sembari mengukir senyum mengejek.

"baiklah jika kau ingin sekali mati" balas Kai ikut memasang senyum remeh.

Saat Kai menepis tangan Calix, dengan cepat Calix membuat jarak dari kakaknya. Bersamaan emosi yang meluap-luap diantara Kai dan Calix, pertarungan pun tak dapat dihindari. Iris mata berwarna biru laut yang sedikit memberi warna pada malam itu, semakin membuat jengkel Kai yang menatapnya. Menggertakan gigi, kemudian Kai menghampiri Calix yang tak jauh darinya. Namun dengan cepat pula Calix menghindari Kai.

Mereka trus mengejar dan menghindar seperti itu berulang-ulang dengan kecepatan kilat.

"kemari adik, aku akan membunuhmu dalam sekejap agar kau tidak kesakitan" menyeringai. "liat lah betapa baiknya kakamu" mengukir wajah senang.

Kak, Kau MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang