Kaka

226 26 4
                                    

tett!

tett!

Kai menghentikan langkahnya saat sedang mencari keberadaan Cesya di seluruh sisi sekolah. Namun, sampai bell masuk berbunyi dia belum menemukan Cesya. Merasa kesal dan emosi, Kai menggunakan kekuatannya untuk mencari keberadaan Cesya.

Warna matanya mulai menjadi merah, lalu dia menggunakan penciumannya untuk melacak bau Cesya.

Dan tak butuh waktu lama, dia berhasil menemukan bau Cesya.

"..." melanjutkan jalan menuju Cesya berada.

***

"arghhhhh!!!!" mengacak acak rambut pendeknya dengan frustasi. Saat dirinya terkurung didalam sebuah toilet siswi.

dug.

membenturkan dahinya ke pintu toilet "...gila. Kenapa dari tadi tidak ada ke toilet sama sekali" gumam Cesya merasa kesal dengan keadaan.

"tolong... siapapun, tolong..." menggedor pintu toilet tanpa tenaga, karena dari tadi dia sudah kehabisan tenaga menggedor-gedor pintu, namun tidak ada seorang pun yang datang.

Lelah karena dari tadi teriak dan memukul pintu, namun tidak ada yang datang dan membantunya. Kini Cesya hanya bisa pasrah dengan keadaan, sambil berdoa didalam hati agar dia bisa keluar dari sana secepatnya.

"..." menatap kosong ujung sepatu kets berwarna putihnya.

Tak lama kemudian, suara seseorang membuat dia merasa lega.

tap.

tap.

"Ka apa kau didalam?" suara yang begitu familiar terdengar dibalik pintu toilet dimana Cesya berada.

Sontak Cesya mendongakan wajah menatap pintu "K-Kai?" ucap Cesya ragu-ragu.

"Menyingkirlah dari pintu" lanjut Kai.

Tanpa banyak bertanya, Cesya melakukan apa yang Kai perintahkan. Menjauhkan tubuhnya dari pintu.

.

BRAK!

Setelah Kai mendobrak pintu, Cesya yang melihat sosok Kai didepannya. Spontan tanpa dia sadari, kakinya bergerak berlari kearah Kai.

Grep.

Cesya memeluk Kai begitu erat, dengan raut wajah yang terlihat begitu lega.

"...Siapa yang melakukan ini padamu" tanya Kai dingin.

Namun Cesya hanya diam saja.

"Cesya... kutanya siapa yang melakukan ini padamu" ucap Kai semakin emosi.

"tidak ada" lirih Cesya didalam dekapan Kai.

"..." menatap pucuk kepala Cesya.

Grep.

membalas pelukan Cesya dengan begitu erat "...kau milikku" ujar Kai menekan ucapannya.

Tiba-tiba bulu kuduk Cesya merinding saat Kai mengatakan bahwa dia miliknya.

"dia milikku, dan siapapun yang berani menyentuhnya harus mati" batin Kai saat tengah memeluk Cesya.

Kak, Kau MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang