Kai{1}

331 32 3
                                    

"bukankah dia pangeran terkutuk itu?" terdengar suara dari pelayan yang tengah berdiri tak jauh darinya.

"benar, bahkan Duke dan Duchess membencinya karena mata dan rambutnya yang jauh berbeda dengan mereka. Lihatlah warna hitam rambutnya dan... warna matanya yang merah. Benar-benar seperti monster" balas pelayan yang lain ikut berbisik.

"..." menundukan kepala menghadap bawah, dengan raut wajah sedih.

tap.

tap.

Bocah cilik dengan baju yang sudah sobek, raut wajah datar dan sorot mata hampa. Tengah berjalan menyusuri lantai istana, dengan memegang boneka beruang yang terdapat banyak jahitan.

***

"hahaha tangkap aku-" ucap anak kecil berambut putih terpotong saat dirinya tidak sengaja menabrak bocah cilik yang tengah memegang boneka beruang.

brug.

"a-aw" rintih nya kesakitan.

Menatap kaget anak didepannya, merasa bersalah telah membuatnya terjatuh bocah cilik itu ingin membantunya berdiri.

mengulurkan tangan kecilnya "m-maaf aku tidak-"

plak!

"jangan sentuh Calix dengan tangan kotormu" memeluk anak berambut putih sambil menatap tajam bocah cilik berambut hitam.

berlari dr arah belakang lalu menurunkan tubuhnya "ya ampun nak, kau tidak apa-apa? siapa yang telah membuatmu jatuh? katakan" mengusap wajah Calix kecil.

menoleh menatap bocah berambut hitam "apa yang kau lakukan pada anakku" menatap tak suka pada sang bocah.

Tubuh mungilnya tersentak takut "a-aku t-tidak-" terbata-bata dengan raut wajah takut.

Pria dan wanita paruh baya berdiri, dengan sang pria menggendong Calix. Menatap sinis bocah berambut hitam.

"siapa yang mengijinkanmu keluar dari kamar? apa kau ingin menyakiti Calix?" menatap tak suka sang bocah.

"a-aku s-sedang-"

plak!

"diam, dasar menjijikan" ucap sang wanita paruh baya setelah melayangkan 1 tamparan pada pipi kecilnya.

Melebarkan mata, keluar darah dari sudut bibir kecilnya. Dan telapak tangan kirinya ditempatkan pada pipi kirinya guna untuk menutupi memar yang membekas dipipi kecilnya.

menoleh "t-tidak a-aku juga anak k-kalian, k-kenapa kalian begitu j-jahat p-padaku. Sebenarnya a-apa salah K-Kai?" wajah kecilnya terlihat kesakitan, dengan kedua mata yang berbinar-binar menatap sang pria dan wanita.

"k-katakan? a-apa y-yang harus Kai l-lakukan agar K-Kai juga bisa disebut 'anak' oleh kalian?" bibir kecilnya bergetar. Tanpa disadari warna matanya berubah menjadi merah.

Sret.

"...jangan menatap mata si*lan itu" ucap sang pria menutupi mata Calix dengan telapak tangannya, agar Calix tidak melihat mata Kai.

"a-apa Kai perlu bersujud didepan kalian? b-baiklah" kaki kecilnya melangkah mendekat pada dua orang dewasa itu.

bug!

Kak, Kau MilikkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang