Part 13

372 35 6
                                    

Hai author balik lagi setelah cukup lama ngilang hehe
Author cuma sedikit merenung, apa peminat TojiGojou mulai berkurang atau emang cerita author yg ngebosenin karena book 'Tears to Survive' gk serame Hot Daddy dan Minta Restu. Iya sih masih baru-baru book itu dimulai dan author masih mikir ide yang bisa buat book itu serame Hot Daddy sma Minta Restu.

Oke sekian curhatan hati author hehe






Terapi, mengerjakan naskah, belanja. Rutinitas Megumi seputar itu saja semenjak kakinya lumpuh. Ia akui memang ia cukup bosan dengan rutinitas yang sama setiap harinya namun apa yang  bisa ia lakukan?



Yuuji belakangan ini cukup sibuk dengan pekerjaannya. Yuuta yang biasanya sempat saja untuk menghabiskan waktu bersamanya juga kerap kali sibuk dengan pekerjaan. Ayahnya? Toji membantu Tsumiki untuk menyiapkan pesta pernikahan.



Lalu kenapa Megumi tidak ikut saja untuk membantu persiapan pernikahan kakaknya? jawabannya karena Megumi tidak mau membebani  mereka. Ia tidak bisa berjalan, apa yang bisa ia lakukan? Megumi selalu berpikiran seperti itu padahal ada hal yang bisa ia lakukan walaupun ia tidak mampu berjalan.



"Aku belikan makan siang."



Megumi menoleh ke asal suara yang tak lain adalah suara milik Sukuna. Jarang-jarang Sukuna pulang siang dan ini masih jam istirahat di kantornya.



"Apa kau pulang hanya untuk mengantarkan ini padaku?" tanya Megumi.



"Kalau iya kenapa? Jangan percaya diri dulu, jika terjadi sesuatu padamu karena aku tidak mengurusmu dengan baik maka akulah yang disalahkan." ucap Sukuna.



'Jika ini kau yang dulu mungkin jawabanmu akan berbeda Sukuna.' gumam Megumi dalam hati. Ya, dulu Sukuna benar-benar menunjukkan rasa cintanya pada Megumi walaupun terkesan memalukan sekalipun.



Sukuna menaruh makanan itu diatas meja lalu ia duduk di sofa seraya memainkan smartphonenya. Megumi hanya menaikkan sebelah alisnya tidak mengerti kenapa pria itu masih berada di rumah.



"Kau tidak berangkat kerja?"



"Kau benci sekali aku berada di dekatmu ya?" Sukuna bertanya balik tanpa menjawab pertanyaan Megumi sebelumnya.



Megumi tersenyum kecut. Ia kemudian mengambil sebuah gelas kaca di meja lalu melemparnya ke dinding.



Sukuna tentu terkejut akan tindakan Megumi namun berusaha mempertahankan ketenangannya. "Apa maksudmu melempar gelas seperti itu Megumi?" ucap Sukuna dengan suara rendah.



"Sekarang jika aku menyuruhmu menyatukan gelas itu kembali menjadi satu apa kau bisa melakukannya?"



"Tentu aku tidak bisa, kalaupun bisa hasilnya tidak akan sama lagi seperti sebelumnya."



"Gelas itu sama seperti hatiku Sukuna. Gelas itu memang ada retakan kecil sebelumnya karena itu ketika aku lempar ke dinding langsung hancur berkeping-keping walaupun aku melemparnya tidak memakai tenaga yang cukup kuat."



Sukuna terdiam.



"Kau telah membuat retakan kecil sebelumnya tapi bukannya memperbaiki ketika retakan itu masih bisa diperbaiki, kau malah membuat retakannya semakin besar. Lalu ketika kesabaranku telah habis dan hatiku benar-benar hancur kau masih bertanya aku membencimu atau tidak?"



"Jadi benar kau membenciku sekarang?" tanya Sukuna.



"Aku tidak membencimu, aku hanya kecewa. Kecewa karena kau terpancing oleh hinaan orang-orang yang bilang aku yang tidak bisa melakukan apa-apa karena keterbatasanku."



Bad RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang