Part 16 END

244 20 2
                                    

Beberapa tahun telah berlalu semenjak Sukuna dan Megumi sudah sah untuk berpisah. Awalnya Sukuna tidak mau berpisah namun ayah Megumi bersikeras agar mereka pisah. Megumi pun begitu, ia yang awalnya ingin mempertahankan hubungannya dengan Sukuna pada akhirnya meminta pisah karena rasa sakit hatinya sudah terlalu besar. Siapapun di posisi Megumi akan melakukan hal yang sama, setelah diabaikan karena keterbatasan lalu dikhianati karena rasa bosan.



Yuuji juga tidak ada kabar semenjak Sukuna dan Megumi berpisah. Suatu hari Sukuna pulang dari tempat kerja dan mendapati kamar yang biasa ditempati Yuuji lemarinya telah kosong, adiknya tersebut tidak memberitahu ia kemana.



Ketika Sukuna berkunjung ke rumah kedua orangtuanya barulah ia mengetahui bahwa Yuuji dan Megumi menetap sementara di Amerika. Yuuji kesana untuk bekerja dan Megumi mengurus bisnis sang ayah yang baru membuka cabang di negara tersebut.



Semenjak berpisah dengan Megumi, Sukuna tidak punya keinginan lagi untuk menjalin hubungan dengan siapapun.



Sebelum perceraiannya dengan Megumi, Sukuna baru mengetahui bahwa Miwa masihlah memiliki suami. Suaminya baru saja keluar dari penjara kala itu karena kasus penipuan.



"Ini karma dari apa yang telah kau lakukan Sukuna, jika dari awal kau bisa menekan egomu mungkin ini tidak akan terjadi." ucap sang ayah pada putra sulungnya tersebut ketika melihat Sukuna memandangi foto dirinya dengan Megumi saat masih pacaran. Ini untuk sekian kalinya dalam beberapa tahun terakhir Sukuna mampir ke rumah orangtuanya.



"... aku tahu ayah."



Jin tersenyum teduh lalu menepuk bahu putra sulungnya tersebut. "Jadikan hal ini sebagai pelajaran dan kau harus tetap menjalani kehidupanmu agar lebih baik lagi. Ayah dengar dari teman kantormu kau hampir dipecat karena sering tidak fokus dalam pekerjaan."



"Teman? yang mana?"



"Uraume, dia baru enam bulan bergabung. Dia anak teman ayah sekaligus teman masa kecilmu bukan?"



"Dia terlalu banyak bicara." ucap Sukuna dengan wajah datar.



"Dia peduli padamu nak."



"Tapi lebih baik aku tidak dipedulikan. Pernah ada orang yang tulus dan selalu peduli padaku tapi aku campakkan, aku tidak mau ada orang seperti itu lagi masuk dalam hidupku."



"Sukuna, kau tidak bisa selamanya hidup sendirian. Kau perlu orang lain berada disampingmu untuk mendukungmu. Carilah setidaknya satu teman baik."



Sukuna menghela nafas. Ia kemudian menatap tangan sang ayah yang masih mengusap bahunya. "Aku rasa ayah dan ibu saja sudah cukup bagiku sekarang."



"Memang kau tidak malu ketika diundang ke suatu acara kau malah mengajak dua orang paruh baya?" ujar Jin disertai dengan tawa ringan.



"Untuk apa harus malu?"



Perlahan tawa Jin mereda lalu digantikan dengan senyuman yang agak canggung. "Sukuna sebenarnya ayah berat harus menyampaikan ini tapi tetap saja ayah harus menyampaikannya."



Sukuna menaikkan sebelah alisnya melihat senyuman sang ayah. "Memangnya apa yang mau ayah sampaikan?"



"Adikmu sudah membulatkan tekadnya untuk menikah dengan Megumi."



Ada keterkejutan dari raut wajah Sukuna ketika mendengar hal itu namun kemudian ia hanya tersenyum, senyuman yang menyiratkan luka. "Ayah bahagia atau sedih mendengar berita ini?" tanya Sukuna.



Bad RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang