Chap 6

13 3 0
                                    

Good pagi, siang, sore, dan malem.

Oya, semangat yang hari ini sedaang melakukan MPLS.

Jangan lupa vote, komen dan follow akun authornya.

Sekian dan selamat membaca semua.

***

Dua hari setelah negoisasi persyaratan. Hari ini, tripel ra dan angkatan sekolahnya akan berangkat menuju tujuan study lingkungan mereka. Tampak bus yang sudah terparkir di lapangan SMA.

Tampak seorang perempuan yang sedang menunggu temannya. Perempuan itu tidak lain Nara. Sesuai ucapannya dua hari yang lalu, ia akan menunggu di depan gerbang.

"ZERA!" Teriak Nara sambil melambaikan tangannya kepada Zera.

"Nggak usah teriak njing, gue udah liat lo. Btw si Lora mana? Ngaret pasti tuh anak" ucap Zera yang sudah tahu tabiat temannya yang satu ini.

"Kata siapa? Aku sudah sampai sedari pagi, gue nunggu di tangga sana. Terus ketemua Juandra, akhirnya gue kesini. Males ngobrol sama dia" ucap Lora dengan memutar bola matanya.

"Eleh, ntar juga caper ke Juandra" ejek Zera yang sidah hafal dengan tabiat seorang Alora.

Setelah berbincang, mereka langsung menuju lapangan. Lapangan sudah ramai siswa-siswi yang akan mengikuti study lingkungan dan juga ada OSIS yang sedang berkumpul. Saat sedang memperhatikan, tiba-tiba ada salah satu siswa yang memanggil triple ra.

"Lora, Zera sama Nara dipanggil sama Pak Udin" ucap seorang siswa.

"Oh iya, makasih udah ngasih tau" ucap Nara dengan senyum di buat manis. Pasalnya siswa yang memanggil mereka itu tampan.

"Ayok, uang uang uang" girang Lora dan langsung berlari kecil.

"Uang aja seneng tuh anak" ucap Nara sambil menggelengkan kepalanya.

"Lo juga kan? Udah kita itu sama aja, kalau masalah uang seneng. Tapi si Lora nunjukin bang- njing tuh anak keselandung, Hahahaha" ujar Zera, belum sempat menyelesaikan pidato ala-alanya tapi sudah melihat adegan Lora keselandung.

Sementara yang di ketawai sedang meringis, ia duduk di lapangan dengan memegang dengkulnya. Tampak seorang lelaki tengah berjalan menghampiri dirinya.

"Sakit?" Tanya lelaki itu dan langsung menyamai tubuhnya dengan tubuh Kora yang terduduk.

"Sakit lah gila, keselandung. Lo pik- eh Juju? Ngapain kesini?" Tanya Lora yang langsung mengubah ekspresinya.

Tanpa menjawab pertanyaan Lora, Juandra langsung membantu Lora berdiri dan membersihkan tanah yang menempel di celana Lora dan tangannya.

"Moment langka, tolong abadikan ananda Vanara" ucap Zera dengan gestur muka tercengang. Nara yang dari tadi sudah memfoto pun tertawa kencang.

"Diem lah, males gue sama lo berdua" ujar Lora dengan wajah merengut. "Makasih udah bantu, permisi" Lora langsung meninggalkan tiga orang tadi, ia sedikit kesal dan sangat malu.

Nara, Zera dan Juandra hanya melihat keperguan Lora. Juandra langsung pergi meninggalkan Nara dan Zera tanpa mengeluarkan kata, seperti biasa. Zera dan Nara langsung lari mengejar Lora yang sudah memasuki mengkol menuju ruang Kepala Sekolah.

"Makanya nggak usah aktif, lu jadi anak aktif bener" ujar Zera yang tidak habis fikir dengan tingkah Lora yang kelewat aktif.

Sedangkan sang empu masih diam, merajuk ceritanya. Setelah sampai, mereka mengetuk pintu ruangan itu. Tampak Pak Udin yang sedang duduk di kursi dengan melihat ke arah amplop berawarna coklat.

B-E+A÷C=H (the TripleRa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang