Chap 15

6 2 0
                                    


Hallow hallow, gimana chapter sebelumnya?
Ada yang baru lagi nih🕊

Selamat membaca dan menikmati
.
.
.

***

Di lain tempat, tepatnya di kediaman Alora. Sang pemilik nama yang kerab akrab di panggil Lora itu tengah menutup gerbang rumahnya.

"Met, mau kemana." Ujar seseorang saat Lora mau melangkahkan kakinya.

Lora menatap orang itu dengan tatapan permusuhan, "mat met mat met, gue timpuk lo pake batu besar ini." Ujar Lora sambil mengambil ancang-ancang untuk mengangkat batu besar yang berasa di sampingnya.

"Eh eh, maaf elah. Mau kemana malem-malem gini? Pake baju pendek lagi, nggak takut lo ntar ada yang ngikutin." Ujar Zidan.

"Mau transfer uang ke Kaisar, kemaren gue minta tolong beliin sesuatu." Ujar Lora kepada Zidan.

"Ooh gitu, ya udah yok bareng. Gue mau ke depan juga, beliin mama bakso." Ujar Zidan kepada Lora.

Lora mengangguk sebagai jawaban, akhirnya mereka berjalan bersama menuju pintu masuk perumahan mereka.

"Tadi pas pulang sekolah, lo di cariin sama Precious tau." Ujar Lora sambil menoleh menatap Zidan.

"Biarin aja." Ujar Zidan santai.

"Lo juga di cariin sama anak kelas sebelah, siapa sih lipa gue namanya." Ujar Lora yang mengingat-ingat nama orang yang mencari Zidan.

"Biarin aja." Ujar Zidan dengan santai.

"Ada 6 cewek yang ngechat gue, minta nomer lo." Ujar Lora yang menatap Zidan dengan kesal.

"Biarin aja" ujar Zidan yang menjawab ucapan Lora dengan kata-kata yang sama.

"Biarin iji, lo mah santai aja. Mereka ngechatnya ngancem gue anjir, lo ini kalo pacaran jangan semuanya di borong! Gue yang kena njir, pacaran tuh sama satu orang aja." Ujar Lora sambil mendorong Zidan.

"Di blokir aja nomer meraka, tapi sebelumnya lo bilang gini. Kalau mau ngancem depan Zidannya, gitu aja." Ujar Zidan yang memberi solusi kepada Lora.

"Nggak gue bilangin, gue minta sesuatu ke mereka. Lumayan gila, gue keknya harus buat lo makin ganteng biar banyak yang deketin. Teruskan pasti banyak yang ngelabrak gue, ngebayanginnya aja udah seneng." Ujar Lora dengan senyum jahatnya.

"Ke rumah sakit yok, kasian gue sama lo." Ujar Zidan sambil menampilkan ekspresi prihatinnya kepada Lora.

"Sialan, kenapa lo nggak bawa motor?" tanya Lora kepada Zidan.

"Males ngeluarinnya." Ujar Zidan.

"Zidan, Lora?" Panggilan itu langsung membuat atensi Lora dan Zidan teralihkan.

"Grace?" Ujar mereka bersamaan.

"Lora bukannya pacaran sama Juandra? Ih, kamu ternyata sasimo ya. Aku kalau jadi Juandra langsung putusin kamu." Ujar Grace.

Zidan dan Lora saling tatap, mereka seakang bertelepati. Lora mengerdikan bahunya saat melihat tatapan bertanya yang terpancar dari raut wajah Zidan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

B-E+A÷C=H (the TripleRa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang