Sebuah permulaan

847 25 0
                                    

"Gimana Yang? Udah selesai?" tanya Husein begitu masuk ke sebuah ruangan yang mirip kantor. Di dalamnya ada meja panjang dan kursi berjejer, lalu di salah satu dinding ada papan tulis.

Seorang perempuan yang mengenakan pasmina hijau sage itu mengangguk, lalu dahinya berkerut saat melihat Husein masuk sendirian.

"Alex mana?"

"Bentar lagi nyusul."

Dan benar, tiga detik setelah itu seorang pria masuk dan ikut duduk di ruangan itu.

"Gue langsung aja ya, dari wawancara dan psikotes yang gue kasih ke pelamar akhirnya gue memutuskan buat rekrut dua orang ini." Ayu, perempuan yang duduk di depan Husein dan Alex menyodorkan dua berkas CV di atas meja.

Alex mengambil salah satu, Husein ikut melihat berkas yang diambil Alex.

"Bagaskara," Alex bermonolog membaca profil di sana.

"Yang Bagas itu, ntar jadi anak buah lo ngurus dapur, Lex." Jelas Ayu dan Alex manggut-manggut.

"Berarti yang ini..." Husein ngomong ngegantung sambil tangannya meraih berkas tersisa di meja. "Muhammad Zayyan..."

"Zayyan ntar rollingan sama Gibran yang ngurus pesenan." Jelas Ayu lagi. "Ini beneran Iwan ngga dikasih temen buat bikin minuman?"

"Ngga dulu, Yang. Ntar kalo jamnya Iwan selesai bisa aku yang gantiin," kata Husein. Mendengar itu Alex jadi sangsi ngeliat Husein.

"Serius lo? Ini kita udah sepakat buat buka setengah hari lho, Sein. Dua belas jam, bukan sepuluh jam lagi kayak kemarin-kemarin."

"Iya gue tahu. Gue udah mikirin itu. Lo kan sama Iwan minta jam kerja normal, delapan jam. Ntar lo berdua masuknya jangan pagi semua. Kalo lo masuk yang jam sembilan ya Iwan masuknya siang jam satu. Sementara pagi Iwan belum ada, gue yang ngurus minuman. Ntar pas jam-jam Iwan udah ada dan masih ada lo, gue bisa santai bentaran."

"Gitu?"

"Iya."

"Trus yang anak part time gimana?"

"Mereka kerja enam jam doang, shift nya dua juga. Kamu udah ngomongin ini ke yang ngelamar kan, Yang?" Husein noleh ke Ayu.

"Udah kok."

"Ya udah, itu aja yang mau gue omongin sama lo kesini bareng Ayu. Sama ini, gaji lo bulan kemarin." Husein nyodorin amplop coklat yang disambut suka cita sama Alex.

"Okey dokey, makasih Pak Bos." Alex berpose hormat diiringi senyum lebar kemudian keluar dari ruangan itu.

Usai kepergian Alex, Husein menghadap ke arah Ayu dan mendapati raut pias perempuan itu. Husein meraih tangan Ayu dan menggenggam lembut. "Kenapa? Capek?"

Ayu menggeleng, meski tak pelak raganya lelah karena setengah hari berada di ruangan ini mengurus para pelamar yang wawancara. Sebagai lulusan sarjana psikologi, Ayu sukarela membantu Husein, kekasihnya, buat ngurus perekrutan karyawan baru di kafe milik Husein.

Xodiac Coffee & Toast. Nama kafe milik Husein. Sudah jalan satu setengah tahun. Mengusung konsep menu kopi dan toast sebagai makanannya, Husein mengajak temannya yang pintar memasak untuk jadi juru masaknya. Siapa lagi kalo bukan Alex. Lalu dari Alex, Husein bisa mengenal Iwan, barista yang meracik kopi di kafenya. Dan Gibran, teman Alex yang mengaku butuh mengisi waktu, dia ikut serta menjadi bagian kafe ini sejak lima bulan terakhir.

Selama satu setengah tahun itu, kafe Husein yang awalnya sedikit pembeli lambat laun menjadi ramai. Husein sebagai owner kafe banyak masukan dari konsumen supaya buka lebih awal lagi, karena mereka ingin menikmati waktu brunch dengan kopi dari kafe Husein. Menguntungkan juga sih kafe itu dekat dengan area gedung perkantoran.

Akhirnya kafe dari yang buka jam 11, kini dengan keputusan baru kafe buka mulai  jam 9. Dan dengan jam operasional yang lebih lama, Husein memutuskan untuk merekrut karyawan baru. Hal itu dia lakukan supaya karyawan lamanya tidak protes atau melapor ke Dinas Tenaga Kerja. Belum apa-apa aja, Alex dan Iwan minta jam kerja normal kan.

"Kemarin mama kamu nelepon, Yang."

Kembali ke situasi Husein dan Ayu yang masih stay di ruangan lantai 2 kafe. Satu kalimat Ayu itu berhasil bikin Husein duduk tegak.

"Kamu angkat?"

"Engga."

"Ya udah, besok lagi kalo nelepon ngga usah angkat."

Ayu hanya mengangguk.

"Udah laper?"

"Bangeeet."

"Ya udah, makan yuk."

Dengan itu Husein beranjak diiringi Ayu tanpa melepas genggaman tangan mereka.

















Dengan itu Husein beranjak diiringi Ayu tanpa melepas genggaman tangan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Husein Sadewa

X

Rahayu Kartika (Ayu)























A/n:

Halo! Adakah yang masih inget aku??

Aku lagi tercandu2 ama Xodiac dan juga lagi terZayyan-zayyan nih. Serius ini ide kayak ga bisa gitu dipendem sendiri. Tangan gatel pengen banget dimuntahin dalam tulisan. Dan akhirnya jadilah ini fanfic, aku nulisnya di sela-sela anakkku tidur siang, masya Allah.

Ngide cerita ini soalnya aku nyari ff member xodiac (terutama Zayyan) yang ama cewek belum nemu, eh ada sih baru satu cast nya bapak Lex. Lainnya rata2 malah bromance nya trio rantau.

Ya udah akhirnya aku bikin sendiri aja kalo belum ada. Malah ga cuman Zayyan, semua member dapet peran di sini.

Perlu ditekankan ya kalo cewek di sini OC. Kalian mau ngebayangin siapa aja bahkan diri kalian sendiri juga gapapa. Bebas. Karena aku pun pake nama lokal mereka.

Satu lagi, kalo aku ga update2 berarti waktu buat ngetik hampir ga ada. Karena anakku tuh ga bisa diem kalo melek. Mirip Beomgyu, masyaAllah sekali. Padahal dulu pas hamil aku pengen kalo anak yg lahir cowok tuh kek Taehyun (maap curhat).

See you next chapter~~

Special Love || XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang