[Gibran] Pertemuan yang tak diharapkan

101 11 2
                                    

"Ngapain lo ke sini?"

"Kangenlah sama lo."

"Dih. Najis tralala trilili."

Gibran ga pernah nyangka kalo dia bakal disamperin cewek di depannya ini.

Jam 3 sore tadi, shift kerjanya udah selesai. Bertepatan saat dia keluar kafe, tiba-tiba ada cewek yang manggil nama dia dengan lantang. Lalu si cewek nyamperin gitu aja ke arah Gibran. Dan tanpa aba-aba tangan Gibran ditarik buat duduk di bangku yang ada di teras kafe.

"Ih, kalo lo nggak percaya gue kangen ya terserah."

"Nggak usah basa- basi. Gue masih marah ya sama lo."

Ucapan ketus Gibran membuat si cewek menghela napas, lalu sorot matanya berubah serius. "Gue mau minta tolong sama lo."

Gibran mendengus. "Dari semua orang, kenapa harus gue? Kemana tuh temen-temen lo? Pacar lo juga kemana?"

"Gue nggak bisa ngarepin mereka, karena emang lo yang bisa."

"Apa yang gue bisa sedangkan orang lain nggak bisa? Kalo gue nolak gimana?"

"Gue to the point aja deh. Gibran, gue mau minta tolong sama lo buat minjemin gue duit. Jelas kan?"

Gibran diam sejenak mendengar penuturan itu.

"Mami gue Gib, oon banget tau nggak. Minjem duit ke pinjaman online, yang nggak taunya itu rentenir. Minjem niatnya buat usaha, tapi usahanya malah nggak lancar, Mami ditipu temennya. Trus sekarang dikejar tukang tagih utang. Mami udah dua bulan nggak bayar. Katanya dalam tiga hari ini kalo nggak ada uang buat pembayaran, rumah kita bakal disita. Dan nyeseknya, gue baru tau semua itu kemarin. Pas banget gue liburan kuliah, gue pulang, dan gue yang ketemu sama si tukang tagih utang itu."

Ketika mendengar penjelasan panjang lebar itu, Gibran melihat sebuah keputusasaan di sana.

"Lo butuh berapa?"

"Beneran lo mau minjemin gue?" Mata si cewek berbinar mendengar Gibran nanya begitu.

"Iyaaa. Tapi ada syaratnya."

"Oke deal. Gue terima apa aja syaratnya, mau lo suruh-suruh dijadiin babu juga gue siap. Gue butuh sepuluh juta, Gib."

"Buset. Banyak juga."

"Alah, anak sultan kayak lo duit segitu pasti kecil. Gue yakin lo kerja di sini juga karena gabut kan lo."

Dalam hati, Gibran membenarkan ucapan cewek tersebut.

"Trus lo mau lunasin itu duit berapa lama? Gue nggak maksa cepet-cepet sih, tapi kalo bisa cepet lunas lebih baik. Jujur gue masih males sama lo. Gue minjemin karena iba aja sama mami lo di sana."

"Eung.." sang lawan bicara berpikir sambil tangannya terlihat seperti sedang menghitung. "...tiga bulan. Gimana?"

"Serius tiga bulan? Lo nggak bakal jual ginjal lo kan buat ngelunasinnya?"

"Nggaklah. Tenang, gue gini-gini juga udah kerja."

"Kerja apaan?"

"Udah, lo nggak perlu tau."

"Lo nggak open BO kan?"

"NGGAK YA GIBRAN. Lo dari tadi suudzon mulu kenapa sih?"

"Ya soalnya gue tau lo gimana."

Bertepatan saat itu sosok Bagas keluar kafe dan memandang heran Gibran yang ternyata masih di sana.

"Belum pulang?" tanya Bagas.

"Belum. Lo mau kemana?"

"Saya mau belanja sebentar di minimarket ujung sana. Pembersih lantainya tinggal sedikit."

Gibran cuma 'oh' aja.

"Sopan banget sih ngomongnya. Gibran mah nggak usah disopanin tau." Itu celetukan si cewek yang tadi ngobrol sama Gibran.

Mata Gibran udah julid.

Sementara Bagas cuma tersenyum lalu berkata, "Saya emang udah biasa kalo ngomong begini."

"Baru tau deh ada manusia langka kayak lo. Kenalan dong, gue Gisel. Mantannya Gibran."

Gibran yang denger langsung melotot ke arah Gisel, cewek yang males banget dia temui itu. Kayaknya Gisel emang sengaja menekan kalimat terakhirnya buat bikin Gibran emosi.

"Saya Bagas." Bagas menyambut uluran tangan Gisel, lalu segera melepasnya karena Husein udah teriak dari dalem, nyuruh Bagas buat cepet ke minimarket.






















" Bagas menyambut uluran tangan Gisel, lalu segera melepasnya karena Husein udah teriak dari dalem, nyuruh Bagas buat cepet ke minimarket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gibran Mahameru Wijaya

X

Gisel Ananda Kusuma









Gibran si anak sultan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gibran si anak sultan

Special Love || XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang