[Iwan] Tragedi di Indomei

95 9 4
                                    

"Kopi, udah. Mie instan, udah. Chiki, udah. Ini chiki buat lo kan Bang? Bukan buat Kenan, kan? ... Awas aja lu ngasih dia chiki lagi, gue aduin kak Naya. ... Trus apa lagi?"

Iwan lagi teleponan sama kakaknya. Habis pulang kerja tadi, dia sengaja ke Indomei karena kakaknya nyuruh buat belanja. Belanja kebutuhan kakaknya doang sih, soalnya emang mereka udah nggak tinggal serumah, sang kakak udah nikah dan punya rumah sendiri. Kebetulan kakaknya hari ini main ke rumah karena istrinya ada seminar ke luar kota. Dan kenapa bukan kakaknya sendiri yang belanja, itu karena anaknya udah tidur.

"Susunya Kenan? Tuh kan kebutuhan penting anak lo aja hampir lupa." Iwan berjalan ke arah rak susu sembari tangannya nenteng keranjang belanja. "Yang merk apa? ... Hm, yang ukuran sekilo nggak ada. Yang ukuran lain nggak apa-apa? Yang penting rasa madu kan? ... Ya emang nggak ada Bang. Gue udah lihat ini nggak ada. Coba lo tanya kak Naya aja kalo beli sekilo dimana. ... Ya makanya itu. Udah, gue ambil ukuran lain aja ya."

Tangan Iwan terulur ngambil kotak susu batita dan memasukkannya ke keranjang, seiring tangan lainnya mematikan ponsel lalu dia masukkan ke saku celana.

Tadinya dia niat mau ke bagian snack sekali lagi, sebelum menuju kasir. Tapi atensinya teralih pada sosok cewek yang berdiri di depan rak susu tak jauh darinya, dengan gerak-gerik mencurigakan.

Cewek itu agaknya nggak sadar kalo Iwan merhatiin, jadi saat dia memasukkan satu karton susu bayi berukuran kecil ke dalam jaketnya, Iwan melihat itu semua.

Kondisi Indomei malam itu emang lumayan rame, si cewek kayaknya niat mau keluar, tapi tak disangka langkahnya berhenti saat Iwan menghadang jalan di depannya.

"Gue liat apa yang lo lakuin." Iwan ngomong to the point dengan suara rendah, tapi cukup bisa didengar cewek itu dan membuat tubuhnya terpaku.

"Plis, jangan laporin gue." Akhirnya cewek itu bersuara dengan cicitannya. Dia mendongak menatap Iwan.

"Kalo gitu balikin itu, atau seenggaknya bayar di kasir."

Si cewek menggeleng pelan. "Gue nggak bisa, gue nggak punya duit. Gue terpaksa ngelakuin ini karena anak gue butuh. Gue beberapa hari ini nggak makan, jadi ASI nya seret."

Iwan tertegun mendengar penjelasan itu. Dia masih dilema untuk memercayai cerita cewek itu. Maka dilihatnya cewek di depannya ini dengan seksama, dari ujung kaki sampe ujung rambut. Kalo dilihat dari wajahnya kayak seumuran sama kak Naya, kakak ipar Iwan. Wajah si cewek sedikit pucat, ditambah raut pias karena ketahuan mencuri, membuat Iwan akhirnya membuat keputusan.

"Ya udah gue yang bayar sini susu buat anak lo."












"Makasih ya, gue lega lo nggak ngelaporin gue. Trus malah lo bantuin gue. Gue bener-bener terima kasih."

Iwan dan cewek tadi udah di luar Indomei. Iwan udah naik ke atas motor Revonya, dan si cewek berdiri di samping sambil bungkuk-bungkuk terima kasih.

"Lo masih beruntung gue yang ngegep lo, coba kalo orang lain, lain cerita mungkin."

"Iya, gue tau. Sekali lagi, makasih. Ngomong-ngomong, gue utang dulu ya belanjaan gue. Ntar kalo gue udah dapet kerja, gue ganti."

"Nggak usah lo ganti juga nggak apa-apa. Gue ikhlas bantuin lo."

"Nggak, nggak. Ini banyak, tau. Gue tetep mau bayar ke lo. Biar nggak jadi beban pikiran di gue."

"Ya udah terserah."

"Gue Ira. Lo kalo punya info kerjaan bisa kali gue dikasih tau. Gue ngekos di belakang Indomei sini."

"Sebenernya gue mau nanya ini ke lo dari tadi pas masih di dalem, tapi takut nggak sopan."

"Nanya apa?"

"Suami lo kemana emang? Kok lo sampe nggak makan, sampe nggak bisa beli susu."

Cewek bernama Ira itu menipiskan bibir sebelum menjawab pertanyaan Iwan dengan lirih. "Udah meninggal pas gue masih hamil. Makanya tadi gue terpaksa sampe ngelakuin itu."

Hening sejenak, hingga akhirnya Ira berpamitan pada Iwan.

"Oke, gue duluan ya. Anak gue kasihan kalo ditinggal sendirian."

Iwan hanya mengangguk, sambil memerhatikan punggung Ira yang berjalan menjauh. Sampai akhirnya sosok itu hilang di belokan, Iwan baru menghidupkan motornya.








 Sampai akhirnya sosok itu hilang di belokan, Iwan baru menghidupkan motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Septiawan Mahendra (Iwan)

X

Zunaira (Ira)

Special Love || XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang