Suasana yang ramai menjadikan acara HUT sekolah semakin meriah, banyaknya stand-stand makanan ataupun bazar menjadi spot menarik dan memuaskan bagi para siswa, baik itu yang berasal dari dalam sekolah maupun sekolah lain yang turut meramaikan acara ini. Saling mengenal dan mendapat teman baru antarsekolah, ataupun bertemu dan menikmati acara dengan teman dari sekolah lain yang turut hadir.
Acara berlangsung baik mulai dari pembukaan dan sambutan dari pemilik sekolah, kepala sekolah, perwakilan alumni, dan ketua OSIS yang dimulai pada pukul delapan lewat lima belas menit lalu. Kini, waktu sudah menunjukan pukul setengah dua belas siang. Acara-acara pembuka ataupun pentas-pentas seni sebagai pemanas acara ditunjukkan silih berganti, hingga itu semua akan dilanjut ke puncak acara pada pukul delapan malam nanti. Sehingga para penonton dan peserta pertunjukan yang akan tampil malam nanti bisa beristirahat dulu di rumah dan kembali ke sekolah pada waktu yang telah ditentukan.
"Ekhem ... cek cek."
Di atas panggung sana, Albian mengetuk micnya untuk menarik atensi para penonton.
"Oke guys, karena waktu yang udah menjelang siang, dan rundown pertunjukan untuk siang ini sudah habis, kita bakal tutup acara sampai sini buat kalian pulang dan istirahat dulu di rumah," ucap Albian dengan wibawanya.
"Nah, tapi acara kita belum selesai guys. Acara ini bakal berlanjut lagi nih jam delapan malem nanti. Sebagai puncak acara HUT sekolah kami dan penutupannya. Jangan sampai lupa buat dateng ya, karena acara puncak malam nanti tentunya bakal lebih seru dengan pertunjukan istimewa dari klub-klub favorit sekolah kita. Klub dance, teater, dan sampai pertunjukan dari band favorit sekolah kita nih guys! Ada penyanyi baru pengganti temen kita Damar yang suaranya bagus banget dan ga pernah kalian duga-duga."
"Oke, jadi jangan sampai telat buat dateng lagi kesini ya! Untuk anak-anak dari sekolah lain pun masih boleh datang untuk meramaikan! Stand-stand makanan dan bazar juga bakal buka lagi nanti malam. Jadi, sekarang cukup ini sebagai pertunjukannya, sampai jumpa nanti malam!"
Selesai mengatakan kalimatnya, Albian pun bertepuk tangan yang disambut oleh para penonton sebelum turun dari panggung dan memanggil anak-anak OSIS untuk berkumpul.
"Yeay! Nanti malem denger Asta nyanyi! Penasaran banget gue sama suara lo, asli dah!" ujar Gisel menyenggol Asta yang berada di sampingnya. Asta yang mendengarnya hanya memberikan cengiran malunya.
"Yok semangat guys, nanti malem kita tampil," sahut Denis merangkul bahu Hardian, dia bertos ria dengan temannya yang satu tim pertunjukan. "Tunggu aja nih nanti malem, dijamin lo bakal naksir sama gue Sel!" tambahnya pede.
"Idih? Pede banget lo! Anti dah gue mah sama modelan kayak lo!" Hal ini membuat sekupulan teman itu tertawa mendengar penuturan Gisel.
"Gue ngumpul OSIS dulu ya, lo pada balik duluan aja," ujar Jezzya yang diangguki teman-temannya. Akhirnya gadis itu pun berlalu pergi untuk berkumpul dengan para anggota OSIS lainnya yang sudah dipanggili oleh Albian.
Javier merangkul bahu Asta. "Masih gugup lo?" tanyanya pada si pemuda Jepang tersebut.
"Dikit sih, takut nanti ga sesuai ekspetasi."
"Santai bro, ga usah takut. Percaya diri aja, lo pasti bisa tampil dengan baik," kata Denis menyemangati.
"Iya, lo jangan gugup nanti malem. Kalo lo gugup malah beneran ga sesuai ekspetasi. Lakuin kayak pas kita latihan aja," kata Javier menambahi.
"Pokoknya gue yakin suara lo pasti bagus kok, ta! Penonton pasti bakal suka!" ujar Gisel ikut menyemangati. Asta yang mendengarnya mengangguk dan tersenyum simpul.
"Suara Javier juga golden banget. Pasti banyak perempuan yang suka," seru Asta antusias.
"Wo ya jelas, sudah dipastikan bakal banyak yang terpesona sama suara gue nanti hahaha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Namaku, Asta
Fanfiction[ Hamada Asahi lokal AU ] Handaru Adhyasta. Orang-orang memanggilnya Asta. Pemuda pemalu yang periang dengan senyum manis berhias dimple di pipinya. - "Tentang seperti apa sakitnya merelakan dan sulitnya melupakan." - warning❗️ harsh word❗️ lokal AU...