BAB 5: Dia Memang Menarik

107 18 1
                                    

"Tunjukkan prestasimu, bukan hanya besar dalam ceritamu saja."- Auristella Agnia.

DUGAAN- dugaan buruk memang kerap kali dilakukan seseorang pada orang lain. Padahal hidup ini tidak hanya berpusat pada keburukan seseorang saja. Seseorang yang awalnya bersikap buruk pun bisa berubah menjadi lebih baik seiring perjalanan waktu.

"Sebenarnya apa yang lo rencanain, Auristella?"

Stella terkekeh pelan mendengar pertanyaan penuh kecurigaan yang dilontarkan Jigar kepadanya itu. "Menurut lo apa?"

"Jangan main-main," balas Jigar sinis.

"Kepala lo kalau isinya gak mikir buruk tentang gue sekali aja bisa gak?" tanya Stella menyindir.

"Lo pembunuh. Jadi, harus dicurigain," jawab Jigar.

Stella tersenyum miring pada cowok itu. "Jangan lupa kalau gue udah masuk hidup lo semenjak umur lo satu tahun, Jigar Genandra."

"Kelai aja terus. Entar saling naksir baru tau rasa lo berdua," celetuk seseorang di belakang Jigar yang muncul secara tiba-tiba bersama beberapa orang lainnya.

Damian yang baru saja mengatakan itu terkekeh pelan melihat ekspresi Jigar yang seperti akan memakannya hidup-hidup.

"Mukanya bisa biasa aja gak? Jangan serem-serem gitu dong, Bro," kekeh Damian.

"Lagian lo mancing singa ngamuk," ucap Lathif tidak habis pikir dengan pola pikir Damian.

"Gak cape apa kelai terus?" tanya Baihaqi sembari memandang Stella dan Jigar bergantian.

Jigar terkekeh sinis membuat Baihaqi merinding seketika. "Gue bakalan berhenti kalau dia mati," jawabnya sembari menunjuk Stella.

"Nanti beneran hilang dari hidup lo baru tau rasa," ucap Attha yang kini memandang Jigar heran.

Stella memilih diam sembari mendengarkan percakapan beberapa orang di depannya itu. Tak lama setelah itu terdengar suara Elenora yang menginterupsi dirinya untuk segera berkumpul di ruangan latian.

"Waktunya latian, El!" teriak Elenora dari jauh.

Jempol Stella terangkat sebab dirinya tidak mau menghabiskan suaranya untuk berteriak kembali pada Elenora yang berdiri jauh darinya.

"Kalian latian dance sore ini?" tanya Lathif.

Stella mengangguk. "Iyaa, kenapa?" tanyanya kembali.

"Kami boleh nontonin gak?" tanya Damian cepat sebelum Lathif bertanya.

Lathif berdecak pelan. "Si monyet kalau gak ngeselin sehari aja kayaknya langsung sawan," cibirnya.

Stella tertawa pelan lalu mengangguk. "Boleh kok. Santai aja. Kalau kalian mau nontonin dateng aja. Lagian juga anak ekskul lain ada yang nontonin juga kayak biasanya," balasnya.

"Nah, mantep nih! Aman, El! Nanti kami kesana," ucap Baihaqi penuh semangat.

"Dasar cogil. Giliran cewek aja cepet," ejek Attha.

"Gue duluan, ya? Denger sendiri kan tadi udah disuruh Ele kumpul disana," pamit Stella yang dibalas anggukan oleh Baihaqi dan yang lainnya kecuali Jigar.

EPHEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang