"Tiap orang memiliki masanya tersendiri. Jadi, jangan sia-siakan waktu yang tersisa." - Auristella Agnia.
AKAN ada manusia berada di titik terendahnya. Setiap orang akan merasakan yang namanya kebahagiaan dan juga kesedihan. Hidup akan terasa sangat monoton jika keduanya tidak terlibat dalam alur kehidupan seseorang.
"Stella? Kenapa nangis?"
Stella buru-buru mengelap air matanya lalu mendongak memandang seseorang yang kini memilih untuk berjongkok di depannya.
"Are you okay, Stella?"
"Perfectly fine," jawab Stella berbohong.
Sosok di depannya itu tertawa. "Kebiasaan banget bohong. Walaupun gue gak kenal lo dari lama kayak Jigar, tapi gue sadar lo bohong."
Stella menundukkan wajahnya. Ia sama sekali tidak mau terlihat lemah di depan orang lain. Sialnya, untuk kesekian kalinya orang yang berada di hadapannya itu melihatnya menangis.
"Gue udah sering liat lo nangis. Stella, coba ucapan lo ke Jigar tadi terapin ke diri lo sendiri. Gapapa kalau gak baik-baik aja. Gak selamanya kita bisa terlihat baik-baik aja," ucap orang tersebut.
Stella membulatkan matanya. "Lo denger semuanya?"
Anggukan diberikan oleh orang tersebut kepada Stella. "Iya, Stella. Gue takut Jigar ngelampiasin semuanya ke lo. Ya, walaupun faktanya dia ngeluarin semua perkataan yang buruan tentang lo, tapi tenang gue selalu tau lo baik."
Stella tersenyum hangat. "Makasih, ya, udah percaya sama gue sampai detik ini. Makasih karena lo mau ngasih waktu ke gue untuk jelasin ke Jigar sendiri dari mulut gue walaupun lo tau kebenarannya."
Orang tersebut terkekeh pelan lalu menyodorkan tangannya. "Ayo tos dulu, Auristella," ucapnya.
Stella menyambut uluran tangan tersebut dengan tos singkat ala keduanya. "Lucu banget tos kita. Orang-orang taunya kita gak sedekat ini," kekehnya.
"Iyaa, karena gue mau ngejagain lo tanpa orang lain tau."
Stella memandang teduh orang di depannya itu. "Sekali lagi makasih banyak, ya," ucapnya tulus.
"Walaupun dunia ini jahat sama lo, lo harus tetap bertahan, okay? Stella, gue bangga banget lo bisa bertahan sejauh ini. Gue bangga lo bisa menampung semua kebencian Jigar dengan tenang walaupun gue tau lo ngerasain sakit. Gue bangga lo yang berusaha mengakhiri semua ini."
"Kenapa lo baik banget sama gue?" tanya Stella yang heran bercampur terharu.
Senyuman terbit di bibir orang tersebut. "Karena Auristella Agnia pantas untuk ini semua. You deserve better, Stella. Apapun yang terjadi gue selalu ada di belakang lo."
"Untuk kesekian kalinya makasih banyak, ya," kekeh Stella.
"Inget, gue selalu ada di belakang lo. Cari gue kapanpun lo butuh teman cerita. Lo gak sendiri. Gue ada disini buat lo."
***
Kau membunuhku dengan kepedihan ini
Kau hempaskanku kedalam retaknya hati
Hingga air mata tak mampu
Tuk melukiskan perih
Yang kau ukir dalam hati ini
Kau hancurkan diriku saat engkau pergi
Setelah kau patahkan sayap ini
Hingga ku takkan bisa
Tuk terbang tinggi lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL
Novela JuvenilJigar Genandra, pemilik nama belakang Genandra itu sudah dikenal memiliki hubungan darah dengan mantan ketua DARK SHADOWS. Jigar Genandra, seseorang yang kini juga meneruskan tahta sepupunya itu berkat kepribadiannya yang tegas dan tak pandang bulu...