"Semua manusia memang pernah berbuat salah. Sehingga tidak ada salahnya untuk memaafkan orang lain." -Auristella Agnia.
KEBENCIAN memang dapat merubah kepribadian seseorang dari waktu sebentar. Tidak membutuhkan banyak pertimbangan, beberapa orang terkadang langsung menaruh dendam yang amat dalam kepada orang lain yang dianggapnya bersalah.
Stella menuruni anak tangga rumahnya dengan tas yang tersandung di bahunya. Ia tersenyum ketika melihat Samudera yang tengah menyiapkan sarapan.
Rumah keluarga Stella itu memang sangat besar. Hal tersebutlah yang menjadi penyebab dari dulu mereka memiliki pembantu. Sekitar delapan orang pembantu dan tiga supir memang ada di rumah tersebut. Tak lupa pula empat orang satpam yang berjaga.
Dilimpahi kekayaan yang banyak tak membuat papa dan mama Stella mendidik anak-anaknya menjadi manja. Mereka sudah mengajarkan cara mandiri kepada Samudera maupun Stella sejak kecil.
"Adek sini sarapan dulu," panggil Samudera.
Stella tersenyum lebar. "Abang masak apa untuk sarapan hari ini?" tanyanya bersemangat.
Samudera terkekeh pelan sembari melepaskan apron yang terpasang di tubuhnya. "Masak pasta kesukaan kamu dong. Adek abang harus makan yang enak dulu sebelum sekolah. Jangan lupa berdoa sebelum makan, ya, Sayang," ucapnya.
"Siap, Kapten! Makasih banyak abang, Sayang," balas Stella.
Samudera menganggukkan kepalanya lalu menyajikan beberapa piring untuk pembantu, supir dan, satpam di rumahnya. "Bibi, bilang sama yang lain, ya, sarapannya udah siap. Selamat makan," ucapnya pada sang pembantu yang kini tersenyum.
"Makasih banyak, ya, Den."
"Sama-sama, Bi," balas Samudera.
Didikan orang tua Stella dan Samudera memang patut diacungi jempol. Samudera dan Stella tidak pernah memandang rendah orang lain walaupun mereka berasal dari keluarga yang kaya raya.
Bisa dikatakan Samudera dan Stella itu merupakan golongan old money sebab kakek dan neneknya dari dua belah pihak orang tuanya merupakan pengusaha sukses juga.
"Kamu ke sekolah mau dianter abang, Pak Rudi, atau nyetir mobil sendiri, El?" tanya Samudera.
Stella memakan pasta di depannya lalu memandang abangnya itu. Ia segera menelan pasta yang ada di mulutnya. "Ela nyetir sendiri aja deh, Bang. Lagian nanti mau singgah dulu ke makan papa sama mama," jawabnya.
"Okay, inget, ya, hati-hati di jalan jangan main handphone pas nyetir," ucap Samudera menasihati.
"Aman abangku sayang. Ela inget terus nasihat abang," balasnya.
Menyelesaikan aktivitas makannya, Stella segera meminum air mineral yang ada di depannya. "Bang, Ela pergi dulu, ya," ucapnya sembari menyalin tangan Samudera.
"Iyaa, nanti kalau perlu apa-apa jangan lupa call abang," ucap Samudera.
Stella mengangguk lalu mengacungkan jempolnya pada Samudera. "Aman, Bang," kekehnya.
Gadis itu segera keluar dari rumahnya tersebut menuju garasi mobilnya. Ia masuk ke dalam mobil yang biasa ia kendarai dan melajukan mobil mewah miliknya itu keluar dari perkarangan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL
Teen FictionJigar Genandra, pemilik nama belakang Genandra itu sudah dikenal memiliki hubungan darah dengan mantan ketua DARK SHADOWS. Jigar Genandra, seseorang yang kini juga meneruskan tahta sepupunya itu berkat kepribadiannya yang tegas dan tak pandang bulu...