BAB 11: Menjaga

64 9 0
                                    

"Setiap orang punya cara untuk menunjukkan rasa perdulinya walaupun terkesan menyakitkan."- Auristella Agnia

RASA ego dimiliki setiap orang dengan tingkat yang berbeda-beda. Dengan tingkat yang berbeda itu, terkadang beberapa orang salah paham atas tindakan orang lain. Terkesan jahat, tetapi tidak tau sebenarnya orang tersebut berusaha menunjukkan rasa perhatiannya.

"Kalau gue pergi, gue pengen lo lebih bahagia. Jangan ada penyesalan apapun, ya, Ji?"

Jigar memandang lamat-lamat Auristella. "Diam. Mending lo istirahat. Jangan nyusahin," balasnya.

"Kalau ngerasa gue nyusahin lo, pulang aja, Ji," ucap Stella.

"Bang Sam nyuruh gue jagain lo," tutur Jigar. Perkataannya itu hanya sebatas kebohongan semata yang entah kenapa keluar dari mulutnya begitu saja.

Stella terkekeh pelan. "Bang Sam gak pernah nyuruh lo ngelakuin hal-hal yang gak lo suka, Ji. Lo tau gimana seorang Samudera Laksana selama ini."

Jigar terdiam membuat Stella menampilkan senyuman hangatnya. Tak lama pintu kamar rawat gadis itu terbuka menampilkan Attha dan teman-temannya yang tertawa pelan.

"Gengsi amat sih, Bro," kekeh Attha sembari menepuk bahu Jigar.

Baihaqi ikut tertawa sebab ia sempat mendengarkan percakapan kedua orang yang ada di dalam ruangan itu. "Jigar-Jigar, udah sunat masih aja gengsian," kekehnya.

"Lo ngapain bawa-bawa sunat, Nyet?" tanya Damian heran.

"Gak ada, biar keren aja," jawab Baihaqi sambil menyengir pada Damian.

Damian berdecak pelan sembari memandang jijik temannya itu. "Gak usah gitulah muka lo. Jijik gue liatnya," ucapnya.

Attha melewati Jigar dan hendak duduk di bagian kosong yang ada di sebelah Stella. "Stell, gue duduk di bagian sana, ya?"

"Boleh," jawab Stella.

Baru saja hendak melangkahkan kakinya menuju tempat yang dimaksud, tangan Attha ditahan oleh Jigar yang kini memandangnya dengan pandangan tajam.

"Tajam amat tuh mata," sindir Damian.

"Ada yang kebakaran, tapi bukan rumah," timpal Baihaqi sembari memasang wajah jahilnya membuat Jigar memandang sinis pada cowok itu.

"Cemburu, Ji?" tanya Attha pelan.

"Berdiri disini. Gak usah kesana," ucap Jigar penuh penekanan.

"Duduk disini aja, Tha. Lo pegel kan berdiri terus? Gapapa santai aja," sahut Stella dengan sengaja ingin melihat reaksi dari seorang Jigar Genandra.

"Nanti ngeganggu lo," ucap Jigar.

"Kalau gue yang nyuruh tandanya gue gak ngerasa keganggu, Ji," balas Stella tak mau kalah.

Damian tertawa pelan. "Ada, ya, orang yang katanya benci pake banget ngelarang-larang gitu," sindirnya keras.

"Damian bosen hidup anjir," ucap Baihaqi menggeleng pelan. "Tapi, ada benernya juga. Emang boleh seposesif itu sama musuh sendiri, Ji?" lanjutnya.

EPHEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang