BAB 13: Gebrakan Baru

98 17 0
                                    

Hargai karya penulis dengan vote dan komen yaa

***

CAHAYA matahari perlahan memasuki kamar minimalis dengan tema putih itu melalui celah-celah tirainya. Sang pemilik kamar masih tertidur pulas bahkan tidurnya saat ini terasa lebih berkualitas dibanding hari-hari sebelumnya. Lebih tepatnya seperti beban berat lepas dari pundaknya.

Auristella Agnia, pemilik nama indah itu tampaknya harus beradaptasi dengan perubahan manusia yang mendiami rumah di sebelahnya. Jigar benar-benar menganggu bahkan mengirimkannya berbagai pesan dari semalam.

Bukannya tidak senang, hanya saja terlihat sedikit mengerikan baginya melihat cowok itu berbuat baik bahkan bertutur kata tidak sekejam sebelumnya. Menurutnya, keluarga Genandra itu seperti mempunyai ciri khas tersendiri. Jarang berbicara, namun sekalinya mengeluarkan suara seperti orang tidak punya akhlak.

Akhir pekan kali ini akan dimanfaatkan Stella untuk bermalas-malasan. Tidak ada yang boleh mengganggu me time nya saat ini. Ia akan melakukan berbagai hal yang dirinya sukai di rumah seharian ini.

"Stella..."

Suara yang memanggilnya itu perlahan memasuki indera pendengarannya. Gadis itu memilih untuk menutup wajahnya dengan selimut sebab enggan diganggu.

"Ela, bangun."

Stella berdehem pelan untuk menyahuti. Sudah pasti abangnya yang membangunkannya saat ini. Siapa lagi orang di rumahnya yang berani membangunkannya. Para pelayan yang bekerja di rumah itu tidak berani membangunkan Stella maupun Samudera ketika sedang tidur.

"Heh bangun udah pagi."

"Apa sih, Abang? Ini weekend loh?" sahut Stella dengan mata masih terpejam, namun tangannya bergerak membuka selimut yang menutupi wajahnya.

"Gue bukan abang lo."

Secepat kilat Stella membuka matanya. Bahkan rasa kantuk yang menggerogotinya sebelumnya tidak bisa menghadang keterkejutannya saat ini. Matanya langsung terbuka lebar saat melihat keberadaan cowok yang sudah mengganggunya dari semalam itu.

Gadis itu reflek duduk dan bersandar pada headboard kasurnya tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.

"Lo ngapain di kamar gue sepagi ini?!" pekik Stella.

Jigar terkekeh pelan. "Ya, bangunin lo," jawabnya santai.

"Ih balik sana! Gue mau tidur lagi," usir Stella.

Jigar menggeleng sembari menarik tangan gadis itu. "Enak aja lo main ngusir gue gitu aja. Buruan bangun, udah gue buatin sarapan," tolaknya.

"Jigar ih, ini weekend loh. Udah waktunya gue hibernasi," ucap Stella malas.

"Hibernasinya masih bisa dilanjut kapan-kapan. Ayo sarapan," balas Jigar dengan tangan yang masih setia menggenggam tangan Stella.

"Jigar, gak mau ih! Sana pulang, gue mau lanjut tidur," tolak Stella. Ia berusaha melepaskan tangannya dari tangan Jigar dan bergerak ingin merebahkan tubuhnya kembali.

Kepala Jigar bergerak menggeleng pelan. Ia dengan senyum miringnya tentu menjadi pertanda sesuatu yang akan dilakukannya. Cowok betubuh tinggi menjulang itu dengan cepat mengangkat tubuh Stella dengan gaya bridal style tak memerdulikan penolakan yang berusaha dilakukan oleh gadis itu.

"Wah, gila nih anak. Turunin gue heh!" pekik Stella.

Seakan hanya mengangkat angin, tubuh gadis itu terlihat sangat ringan saat di angkat oleh Jigar.

"Udah diem. Nunggu lo bangkit dari kasur keburu gue beruban," ucap Jigar santai.

"Kan gak ada yang nyuruh lo nungguin gue! Turunin gak?!" balas Stella tak santai.

EPHEMERALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang