3 Tahun Lalu
Saat itu hari masih sangat pagi, matahari pun belum sepenuhnya terlihat, burung burung belum berkicauan dan udara paginya yang berkabut juga berembun benar benar sangat dingin.
ya, kalian tidak salah baca, lingkungan dengan banyaknya pohon rindang yang tertanam disepanjang jalan benar benar terlihat seperti kamu sedang masuk kedalam hutan, jarak antara satu rumah ke rumah lainnya pun juga lumayan jauh ini membuktikan bahwa rumah rumah yang dibangun di kawasan ini benar benar dingin jika kamu keluar pada pagi buta.
Salah sendiri sih, kenapa pula subuh subuh keluyuran ke rumah orang. kan sekarang jadi kedinginan. Natan mengeratkan jaket yang melilit tubuhnya sembari berkata, "tak bisakah kau menyalakan penghangat ruangan!? aku kedinginan disini" - akhirnya pria itu meninggikan nada suaranya.
Pemilik rumah memang tidak peka, ia merasa menyesal datang ke rumah ini jauh jauh. "apakah rumah ini ada penghangat ruangan? aku belum mengecek keseluruhannya jadi aku tidak tahu" - Leomord menjawab dengan santai.
Sebagai tuan rumah yang mengundang teman teman nya kemari, Leomord memang sungguh acuh. tak hanya itu dia juga menyebalkan, mengapa dari kemarin tidak mengecek rumah barunya?! , Aamon berdecih lalu merangkul pinggang natan. "kemari, biar aku hangatkan"
Persetan dengan romansa didepannya, Natan yang malu malu namun tetap menyender kepelukan aamon benar benar menjijikan, Granger sudah muak. ia ingin cepat cepat pulang agar tidak berlama lama dengan teman teman bodoh nya ini, kalian tahu? kebodohan itu bisa menular - pikir Granger. "hey leo, bisakah kau serius sedikit? kau menelpon kami di pagi buta dan meminta kami untuk langsung kemari, untuk apa? untuk melihat lihat rumah bekas kakekmu ? atau menemani dirimu? "
Leomord mengangguk, dia tahu betul Granger adalah pria yang tidak sabaran dan tempramen jadi sebaiknya Leomord tidak membuatnya semakin kesal. "aku ingin menunjukkan ini kepada kalian" - tangannya bergerak untuk mengambil sesuatu dari dalam tas nya.
Semua orang memperhatikan, lalu melongo saat Leomord menunjukkan benda yang tak asing didepan mata mereka. "kau ingin menunjukkan sebuah batu?" - alucard tak habis pikir. sedaritadi ia tidak berkomentar namun kali ini dirinya tak bisa tidak berkomentar. ia hanya.. tak habis pikir dengan jalan pikir Leomord.
"dasar sinting. " - granger berbalik dan berniat pulang. untuk apa dirinya jauh jauh ke rumah tua yang letaknya di pinggir kota hanya untuk melihat teman gila nya menunjukkan batu yang ia pungut dari tanah.
Leomord sudah memprediksi reaksi ini, teman temannya tidak akan percaya kepadanya jadi lebih baik ia tunjukkan secara langsung. sebelum Granger beranjak, Leomord dengan cepat mematikan lampu.
Seluruh ruangan menjadi gelap, aamon memeluk natan dengan erat, alucard masih memantung sedangkan granger semakin emosi dibuatnya. "apa yang kau lakukan? sungguh leo, aku tidak punya waktu untuk lelucon ini" - meskipun granger tak bisa melihat apapun karena terlalu gelap namun tiba tiba ada secercah cahaya yang muncul dan menerangi kegelapan.
cahaya berwarna keunguan itu berasal dari batu yang Leomord pegang. "aku juga tidak punya waktu untuk bercanda, tapi aku ingin kalian melihat apa yang aku temukan"
alucard merebut batu itu dari tangan Leomord, ia mengecek nya dan kebingungan dari mana cahaya ini berasal. "tidak mungkin batu ini benar benar bisa men--
"batunya benar benar menyala" - natan yang melihat dari jauh akhirnya mendekat ke arah alucard. mengabaikan aamon dibelakangnya sedang cemberut karena natan yang melepaskan pelukan hangatnya demi sebuah batu bersinar. "luar biasa"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Elves [ LeoEstes] - END
FantasíaPenulis Leo terjatuh kedalam sebuah sumur kering yang berada di basemen Rumah tua peninggalan kakeknya. ia pikir ketika dirinya membuka mata, ia akan segera menemui ajal nya, namun secara ajaib nan tiba tiba setelah mendapatkan kembali kesadarannya...