Panitia Lomba

795 82 11
                                    

Sepulang dari TPQ Niko, Gavin, Kiara dan Nadin memilih bersantai di belakang posko. Karena hari ini hari sabtu, maka Risa, Bagas, Lita dan Agam langsung pergi ke dapur untuk memasak menu makan malam. Karena nanti jam setengah 8 malam ada rapat di aula balai desa sehingga mereka harus masak dan makan malam cepat. Jefri memilih untuk mandi terlebih dahulu dari pada nanti harus antri sedangkan kalau anak cewe yang rajin mandi duluan itu Fara. Gita dan Vania memilih tiduran sambil main HP di kamar.

Nadin, Kiara dan Niko duduk di kursi yang ada di belakang posko sedangkan Gavin berdiri sedikit menjauh untuk menerima telfon. Niko dan Kiara sibuk membalas pesan dan bermain media sosial, Nadin yang HP nya sedang di charge merasa bosan. Nadin dan HP nya itu tidak bisa berjauhan.

"Jangan main HP terus dong gue bosen nih. Ngobrol apa gitu," Ucap Nadin yang duduk di antara Kiara dan Niko.

"Mau ngobrol apaan emang?" Tanya Kiara setelah mengunci HP nya lalu di taruh di pangkuannya.

"Berarti lo anak bungsu ya Ya? Kakak lo yang waktu itu nganterin lo kan?" Tanya Niko.

"Iya gue anak bungsu. Beda 2 tahun doang. Kalo lo berdua?"

"Gue anak tunggal makanya gue lebih sering main sama temen. Sebenernya sepupu gue lumayan banyak tapi yang ga akrab sampe main bareng gitu. Ngobrol pun kalo ada acara keluarga doang," Ucap Nadin.

"Gue punya kakak sama adek cewe."

"Wah kurang anak pertama nih. Udah lengkap kita, anak tunggal, sulung sama bungsu. Kalo lo gimana Vin?" Ucap Nadin.

"Gimana apanya?" Tanya Gavin yang baru selesai menelfon dan menghampiri ketiga temannya.

"Lo punya sodara ga? Atau anak tunggal?" Tanya Niko.

"Gue punya Abang."

"Anak terakhir?" Tanya Kiara dan dijawab dengan anggukkan oleh Gavin.

"Lah yang anak pertama siapa dah di kelompok kita? Butuh mental anak pertama buat ngebimbing kita nih," Ucap Niko.

"Gatau ih. Risa juga anak tunggal. Eh Fara! Di punya adek," Ucap Kiara.

"Udah keliatan sih dari sikap Fara kalo dia anak pertama," Ucap Nadin.

"Iya bener. Talk less do more banget anaknya," Ucap Niko menyetujui ucapan Nadin.

"Tapi mending sih kalian punya sodara. Gue tiap pulang ke rumah ngerasa sepi banget," Ucap Nadin.

"Lo ga sendirian kok Nad. Walaupun gue punya Kakak tapi ya gitu pada sibuk. Ayah juga jarang pulang. Makanya tinggal di apartement biar lebih deket ke kantornya. Bunda juga sibuk banget apalagi kalo ada panggilan dadakan. Waktu Kak Kina masih kuliah juga sibuk, sekarang juga kalo ada waktu paling weekend makanya gue suka di rumah sendirian," Ucap Kiara.

"Gimana ga pada sibuk Ya, Dokter sama Pilot," Ucap Niko lalu tertawa hambar.

"Lo gimana Nik?" Tanya Kiara.

"Tau sendiri lah kalian gimana nasib anak tengah. Tapi untungnya gue tuh laki-laki sendirian jadi ada plus nya."

"Keluarga lo kayanya cemara banget ya Vin," Ucap Nadin.

Bukan rahasia lagi kalau anak perempuan di kamar sering membicarakan mengenai anggota kelompoknya. Di antara yang lain memang Gavin ini paling rajin menelfon keluarganya. Bahkan setiap hari.

"Ya gitu deh."

"Tadi yang telfon Nyokap lo?" Tanya Niko.

"Kalo tadi Abang gue."

"Gue selama KKN belom nelfon orang tua gue. Paling ke Adek gue doang."

"Kenapa emangnya Nik?"

"Gataulah. Males aja. Mama sama Papa gue udah cerai. Pas gue SD deh kelas 4 kalo ga salah. Makanya gue lebih sering ngabarin Adek gue biar dia ga ngerasa kesepian. Kadang gue kasian sama dia."

Kisah 3 SKS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang