17. Kunci Keberuntungan James

34.4K 3.3K 452
                                    

Hai para pembaca setia cerita Varell
Kembali lagi bersama Only
Up di malam minggu,,, Bagi para jombloo tenang aja, Varel temanin nih😉

Maaf ya kalau ceritanya membosankan😅
Boleh kasih kritik dan saran tapi jangan menghujat yaaa

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN 😉

AWAS KESANDUNG TYPO 🙌
🧸
🧸
🧸
🧸
HAPPY READING 😘

"Paman senang kau datang kemari sebagai matahari di Jade Manor. Mencairkan semua kutub disini dan memberi kehangatan pada mereka. Jangan pernah besar, tetaplah seperti ini"

James tertawa, merasa lucu dengan kalimatnya. Mana ada manusia yang tidak pernah besar. Apalagi makannya sehat dan teratur.

Haaahh

"Aku juga ingin punya anak seperti Varel. Apalagi kalau istriku sangat cantik, mulus dan bahenol seperti gitar Spanyol, aku pasti akan menjadi pria paling beruntung di muka bumi" rancau James sambil memperhatikan Arthur dan Varel.

James menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum malu ketika membayangkan kehidupannya nanti. Menghayal memang indah ya. Bagaimana?

🧸🧸🧸


BAGIAN 17

Arthur membuka mata perlahan mencoba mengumpulkan semua kesadarannya. Melirik ke kiri, pukul 08.35 pagi. Dia tidur cukup lama. James pasti kesulitan karena kekacauan yang terjadi. Tapi Arthur tak peduli. Dia membayar mahal Asistennya untuk bisa berguna di saat-saat seperti itu.

Arthur mencoba untuk beranjak bangun tapi dia dikejutkan dengan gumpalan lemak di samping kanannya yang sedang bergelung dalam selimut.

"Hei, Baby ada disini?"

Varel tak merespon karena masih di alam mimpi. Dari jarak dekat seperti ini Arthur bisa melihat bekas susu yang telah mengering di sudut bibir kecil itu. Menggemaskan.

Senyum tampannya terbit tanpa sadar. Arthur menggenggam tangan Varel lalu di kecupnya lama.

"Babyy, hei ayo bangun. Sudah pagi Sayang"

Tak ada respon berarti dari balita imut itu membuat Arthur mendekatkan wajahnya pada telinga Varel.

Fuuuhh fuuuh

Varel menggeliat merasa terganggu. Tangan kecilnya reflek mengusap-usap telinganya, mungkin karena geli hingga membuat Arthur terkekeh.

"Ayo banguuun jangan tidur terus hei, Baby Vaaa"

Arthur terus mengganggu Varel. Menoel-noel pipi berlemak itu dengan telunjuk kirinya. Varel mengerjap pelan berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat.

"Dadaaa" rengeknya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Kenapa hm hm hm?" gemas Arthur sambari memberi kecupan bertubi-tubi ke seluruh wajah Varel.

Varel mendorong wajah sang Daddy menggunakan tangan kanan kecilnya "Janan Dadaa, jeliiii"

HAHAHAHA

Arthur duduk tegak lalu tertawa, tertawa sangat keras. Baru kali ini dia merasa hidup yang dijalaninya penuh pelangi berlatar bunga-bunga pink. Selalunya terasa monoton dan tak bergairah bagai kuburan dihiasi pohon-pohon kelapa. Fokusnya hanya pada pekerjaan dan pekerjaan.

VAREL (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang